Berlibur Bawa Bayi ke Belitung (BBBkB) (Part 3)

Wah, sudah hari ketiga aja. Hari terakhir nih. Flight kami jam 14.00 jadi masih ada waktu setengah hari untuk eksplorasi Belitung Timur sebagai wilayah Laskar Pelangi.

IMG_2653 (2)

Ke mana aja di Belitung ?

DANAU KAOLIN

IMG_2408 (1)

Danau Kaolin berada di Jalan Murai, Desa Perawas. Kalau dari hotel kami cukup 15 menit, begitu pula kalau dari pusat kota Tanjung Pandan. Awalnya sore hari kedua kami berniat menyempatkan diri ke sini, tapi Mbah Google bilang area ini tutup jam 18.00, jadi batal deh. Setelah datang, kami sadar, sebenarnya area Danau Kaolin ga ada jam buka dan jam tutupnya, cuma memang lebih bagus dinikmati untuk menanti matahari terbit (sunrise). Kulong Kaolin atau Danau Tanah liat ini terbentuk karena penggalian tanah kaolin sedalam 2 ā€“ 10 m. Terdapat area yang dipagar dan tidak dipagar. Agar aman dan karena bawa anak kecil, kita foto di area berpagar saja. Warna biru pada danau berasal dari perpaduan warna tanah liat, air danau, dan warna langit. Danau ini dikelilingi tumpukan kaolin putih yang membentang dan menggunung. Oh ya, ke Danau Kaolin artinya harus siap alas kaki kita akan terkena bercak putih sisa kaolin, tapi tenang saja, kalau dicuci dengan air akan hilang kok. Catatan penting adalah, jangan coba-coba manding, mincing, bahkan berenang di danau ini karena kedalamannya mencapai 8m.

IMG_2260

 

REPLIKA SD MUHAMMADIYAH GANTONG

IMG_2278 (1)

Laskar Pelangi bercerita tentang anak-anak Gantong yang bersekolah di SD Muhammadiyah. Sebagai pendukung syuting film Laskar Pelangi, dibangunlah replika SD Muhammadiyah di Bukit Raya, Desa Lenggang, Kecamatan Gantong. Replika sekolah ini dibangun karena SD Muhammadiyah yang asli tempat Andrea Hirata belajar sudah hancur bangunannya. Jarak menuju lokasi ini hamper 70 km dari hotel Hanggar 21. Jalur tercepat melalui daerah Badau.

IMG_2415 (1)

SD Muhammadiyah ini disusun dari susunan papan yang sudah rapuh, dengan penyangga dua kayu panjang agar tidak roboh, serta atap yang sudah jebol. Sekolah ini terdiri dari 2 ruang kelas.ud Di salah satu ruang kelas telah siap anak-anak untuk mendukung foto-foto agar terasa seperti sedang sekolah beneran dengan adanya meja dan kursi di dalam setiap ruangan. Di depan area sekolah terdapat tiang bendera berdiri kokoh di atas hamparan pasir putih.

IMG_2421 (1)

Di dekat area SD ada juga bangunan yang menjadi pusat kerajinan dari masyarakat Gantong. Di dalamnya terdapat lukisan dan beberapa hasil karya dari masyarakat Gantong.

IMG_2620 (1)

DERMAGA KIRANA

6138D17A-C7A7-46DE-B2DB-8B4B2DE3B0BD

Ketika meninggalkan lokasi Replika SD, kami melihat adanya bangunan unik persis di seberang lokasi Replika SD Muhammadiyah. Tertarik pada bangunan tersebut, akhirnya kami mampir untuk berfoto. Berdasarkan info dari penjaganya, area ini dinamakan Rumah Rotan / Rumah Keong / Dermaga Kirana. Rumah Keong dibangun diatas danau (kolong) bekas penambangan timah. Area rumah rotan yang berbentuk keong cocok untuk berfoto tentu karena bentuknya yang unik. Terdapat permainan jungkat-jungkit (see saw) di beberapa rumah. Di sekelilingnya terdapat dermaga menuju danau. Pemandangan di sekitar rumah berbentuk bulat mirip keong dibuat dari anyaman rotan adalah pegunungan yang indah serta air danau yang jernih. Lantai Rumah Keong terbuat dari papan. Jika datang sekitar pukul 10 -11 pagi, siap-siap menghadapai sinar matahari yang menyilaukan. Di ujung dermaga terdapat perahu yang bias disewa untuk menyusuri danau, dengan didampingi oleh pemilik perahu sebagai pendayungnya.

IMG_2300

MUSEUM KATA ANDREA HIRATA

IMG_2544 (2)

Museum kata adalah museum private / pribadi milik Andrea Hirata yang dibangun dari hasil royalty novel-novelnya. Jangan heran kalau untuk masuk kita harus mendonasi Rp 50.000,- dalam bentuk membeli buku Andrea Hirata. Kalau tidak tertarik, foto di luar museum dengan gerbang dan pintu berwarna warni juga bisa. Berhubung saya salah satu penikmat buku Andrea Hirata, ya saya masuk dong. Jauh loh 70 km dari hotel.

IMG_2557

Gerbang masuk menuju Museum Kata disusun dari bebatuan kecil warna warni. Di dalam area museum terdapat quotes yang menginspirasi dari Andrea Hirata. Di museum ini kita bias membaca cerpen karya Andrea Hirata yang tidak diterbitkan dan hanya ada di sini. Terdapat beberapa ruangan dari museum bergaya rumahan ini. Banyak alat-alat music dipajang dan foto atau poster adegan dalam film Laskar Pelangi. Terdapat beberapa kursi dan meja untuk bersantai menikmati tenangnya suasana museum.

IMG_2332 (3)

Di area belakang museum terdapat dapur kecil dengan beberapa tempat duduk untuk menikmati kopi. Ada pula souvenir khas Museum Kata dan Laskar Pelangi. Di sisi lain museum terdapat jendela berwarna-warni seolah-olah menjadi jendela dunia Andrea Hirata. Ada juga bangunan lain yaitu perpusatakaan luas dengan aneka buku dan majalah. Kalau waktu saya lama pasti saya bakal betah deh disana.

RESTORAN RAJA SEAFOOD BELITUNG

Kalau dari arah Tanjung Pandan menuju hotel maupun sebaliknya, kami selalu melewati restoran ini dan selalu ramai dengan bis-bis besar di parkiran. Kelaparan di siang hari setelah menjelajah area Belitung Timur membuat kami mencoba mampir ke restaurant ini yang cukup dekat juga dari hotel. Ketika kami dating, banyak meja sudah dipesan. Untungnya kami masih dapat meja untuk 7 orang dan ada juga high chair untuk bayi makan. Area parker cukup luas dan di depan restaurant ada toko oleh-oleh.

IMG_2355

Menu yang tersaji tentu saja seafood, pilihan kami ikan bakar kecap, udang goring mayonnaise, cumi lada hitam, sapo tahu, cah kangkung. Nasi yang diberikan dalam mangkok besar (bakulan) tapi kurang banyak sehingga tentu saja kami minta tambah. Secara porsi sebenarnya agak lebih sedikit dibanding tempat makan seafood di hari kedua dan secara harga memang lebih mahal sedikit.

Beruntung kami datang sebelum pukul 12 siang, karena saat kami hampir selesai makan, ada beberapa bis pariwisata yang datang dan langsung menyerbu meja yang telah dipesan. Selain seafood, di restaurant ini juga menawarkan menu Mie Atep Belitung.

IMG_2366 (2)

Selesai makan siang, kami kembali ke hotel untuk ambil barang, mengembalikan mobil rental, dan minta dianterin ke bandara. Ternyata, kalo siang hari, hotel (tepatnya sih Kopi Kongdjie depan hotel) ramai dan penuh. Kami kembali ke Palembang dengan ATR72-600 milik Garuda Indonesia pada pukul 14.15. Ruang tunggu Bandara H.A.S. Hanandjoeddin tidak cukup besar. Walaupun begitu, saya cukup senang karena bandara ini menyediakan ruang menyusui, ya walau tidak senyaman ruang menyusui di bandara Soekarno-Hatta (belum pernah mencoba di Bandara SMB II). Sampai jumpa lagi Belitung, semoga bisa ke Belitung lagi.

Catatan Trip Belitung

IMG_2386 (3)

Saya mencatat ada beberapa hal penting dalam perjalanan ini, yaitu :

  • Untuk berjalan-jalan di Belitung, kita bisa menyewa motor, mobil, atau bis. Jika rombongan 7 orang, bisa menyewa mobil. Sewa mobil Mobilio tanpa supir per hari adalah Rp 300.000,-. Karena penginapan kami bukan di area Tanjung Pandan, maka ada tambahan biaya Antar-Jemput mobil Rp 50.000,-. Kontak rental mobil Belitung bisa ke rentalmobilbelitung.net atau 081949255430
  • Di Belitung, pom bensin banyak yang tutup. Tapi, banyak juga pedagang bensin eceran di sepanjang jalan. Yang dijual mulai dari 1 Liter sampai jerigen 20 liter.
  • Sunblock, kaca mata hitam, adalah perlengkapan wajib bawa. Kalau punya alat snorkeling juga boleh dibawa. Untuk anak kecil, ada baiknya bawa pelampung sendiri karena sewa pelampung biasanya ukuran dewasa. Pelampung untuk anak kecil yang saya bawa sih jenis pelampung tiup (tiup sendiri aja ga usah bawa pompa, ga gede-gede amat tapi ya emang bikin capek dikit). Pelampung ini lumayan buat nahan (nutupin body anak) biar ga kena angin banget.
  • Menurut saya, bayi sudah aman diajak main ke laut usia 9 ā€“ 10 bulan ketika sudah mulai berdiri atau merangkak. Usia segitu juga makannya biasanya sudah mulai nasi kasar (bukan bubur saring atau bubur halus) jadi ga terlalu repot bawa alat masak (kalau memang anaknya ga mau dikasih yang instan). Atau bisa juga cari hotel yang menyediakan bubur, nanti buburnya bisa dibawa untuk bekal makan siang. Jadi, penting punya peralatan yang tahan anget dan termos air panas. Kalau mau ringkas, tentu bawa saja makanan instan.
  • Kalau long weekend dan mau hoping island, ada baiknya sewa kapal pada hari sebelumnya (jangan go-show). Harga sewa kapal itu untuk seharian dan bebas mau ke pulau mana saja. Cek cuaca juga penting, jangan memaksakan kalau hujan badai. Kontak untuk sewa kapal bisa sekalian dengan sewa mobil (karena umumnya mereka juga menyediakan tour) atau langsung dengan Pak Chandra di Tanjung Kelayang (0878 9640 1438 dan 0821 8611 9023)
  • Sebenarnya, 3 hari 2 malam di Belitung kurang menurut saya, apalagi karena pesawat dari Palembang tiba di siang menuju sore, yang artinya sudah setengah hari sendiri diambil.
  • Kalau pesawat datangnya pagi, ada baiknya ke daerah Belitung Timur (area Laskar Pelangi) dahulu karena lebih dekat dari Bandara. Selain Museum Kata, Replika SD Muhammadiyah, Dermaga Kirana, di Belitung Timur juga ada Vihara Dewi Kwan Im, Tugu Warung 1001 Kopi, Lokasi Syuting Laskar Pelangi, Desanya Ahok dan Pantai Mudong. Arah ke Tanjung Pandan dari Belitung Timur, kalau via Badau akan melewati tempat wisata alam Batu Mentas, yang merupakan hutan lindung berisi air terjun dan tempat pelestarian hewan langka, Tarsius Bancamus. Kalau sudah sampai jalan Jend. Sudirman, ga ada salahnya untuk mampir ke Danau Kaolin.
  • Kalau udah tour Belitung Timur di awal, ga ada salahnya untuk ambil hotel di daerah Tanjung Pandan. Banyak hotel yang nawarin view ke pantai langsung.
  • Lebih baik luangkan waktu sehari penuh untuk wisata pantai dan pulau di Kabupaten Belitung.
  • Biaya perjalanan yang saya catat : Rp 2.600.000,- untuk tiket Pesawat Palembang ā€“ Belitung PP (ga dapat promo dan ini harga 2 dewasa & 1 infant), Rp 700.000,- untuk 2 malam di kamar superior Hanggar 21, dan biaya operasional Rp 540.000,- per orang (dikali 7 untuk makan, tiket masuk obyek wisata, parkir, dll).
  • Di Belitung sudah ada 4G kok. Jangan takut ga ada sinyal deh.

Berlibur Bawa Bayi ke Belitung (BBBkB) (Part 2)

IMG_2229 (2)

 

Setelah jalan-jalan di kota Tanjung Pandan di hari pertama, tujuan utama kami di hari kedua adalah Pantai dan Pulau (Island hopping). Setelah sarapan di hotel, kami berangkat menuju Kecamatan Sijuk. Kami ambil jalur menyusuri Pantai Tanjung Pendam menuju dan melihat banyak hotel dan pantai di kiri jalan. Sempat juga kami melihat rombongan pesepeda.

Ke mana aja di Belitung ?

PANTAI TANJUNG KELAYANG

IMG_2495

Pantai Tanjung Kelayang adalah pantai yang menjadi lokasi penyebrangan untuk hoping islands. Biaya masuk ke pantai adalah Rp 10.000,- untuk 1 mobil. Di sini ditawarkan sewa kapal kecil (untuk 10 orang) dengan harga Rp 500.000,- dan kapal besar (untuk 20 orang) dengan harga Rp 800.000,-. Harga sewa kapal tidak termasuk pelampung ya. Sewa pelampung sendiri Rp 20.000,- per pelampung. Kami ga dapat kapal pada pagi itu, dan baru dapat siang harinya. Salah juga sih, long weekend, banyak pengunjung, sudah ditawarin tapi ga mau, maunya go-show aja. Tapi ga nyesel juga, karena memang pagi itu sempat hujan lalu berhenti, lalu hujan lagi. Was-was juga kalo bawa anak kecil.

IMG_2492 (3)

Tanjung Kelayang berasal dari sejarah banyaknya burung Kelayang di sekitar pantai. Di dekat pantai ada area parker untuk mobil dan bis pariwisata. Kita bisa berfoto dengan plang tulisan Welcome To Belitong. Untuk yang ga bawa snorkel, disediakan juga sewa snorkel di pondokan sekitar Pantai Tanjung Kelayang. Oh ya, setelah hoping islands, kurang lengkap kalau ga makan Mie Rebus pakai Telor hehehe.

PULAU GUSONG

IMG_2043 (2)

Pulau Gusong adalah tujuan pertama saat island hopping. Hanya dibutuhkan waktu 15 menit ke pulau ini. Gusong merupakan singkatan Gundukan Pasir Kosong. Pulau ini hanya tampak ketika air laut surut sehingga bentuk pulau akan selalu berubah-ubah. Di pulau ini banyak sekali bintang laut. Kita boleh berfoto dengan bintang laut, dengan catatan, jangan terlalu lama membiarkan bintang laut jauh dari air laut. Kasihan kan dia kehausan. Saya ga ikutan turun di pulau ini karena Maheera pulas tidur di kapal.

PULAU LENGKUAS

IMG_1674 (1)

Belum lengkap island hopping kalo ga ke Pulau Lengkuas. Pulau Lengkuas identik dengan mercusuar yang menjulang tinggi. Tinggi mercusuar di Pulau Lengkuas adalah 62 meter. Ada 17 lantai dan kita bisa naik sampai puncak melalui tangga mercusuar yang bulat dan berliku-liku. Biar ga capek-capek banget, jangan lupa bekal air minum dan istirahat di setiap lantai. Oh ya, sebelum masuk, kita harus bersih dari pasir karena naik ke mercusuar ini tanpa alas kaki ya. Di setiap lantai ada jendela juga kalau mau melihat pemandangan. Di lantai 1 dan 2 terdapat lukisan tentang Pulau Lengkuas serta foto-foto pulau lain yang memiliki mercusuar sejenis. Sampai di puncak jangan lupa untuk berfoto dan mengabadikan pemandangan di bawah yaitu pasir putih yang bersih, kapal  di bibir pantai, orang-orang yang terlihat seperti semut, batuan yang artistic, serta laut lepas dengan warna biru.

IMG_2014 (3)

Karena kapal tidak boleh parkir terlalu dekat dengan bibir pantai, kapal kami agak berada sedikit jauh dari bibir pantai. Jadi saya ikutan turun . Saya sempat naik ke mercusuar, sementara Maheera dan Brojo asik main di bangunan sekeliling mercusuar.

IMG_1930 (2)

Sedikit bergerak dari Pulau Lengkuas, tibalah kita di spot snorkeling. Kalau membandingkan dengan Raja Ampat dan Pulau Weh, tentu variasi karang dan ikannya kurang. Tapi buat saya yang kangen laut, nyicip sedikit jadilah dan kena karang, dan anaknya nangis di kapal, jadilah cepat-cepat naik gentian sama si Brojo buat megang anaknya.

PULAU BURUNG dan PULAU TAK BERPENGHUNI

IMG_1848

Kata mas-mas kapal, masih ada 3 pulau yang bakal didatangi, tapi karena waktu sudah jam 3 sore dan cuaca juga agak bikin was-was akhirnya kami mampir di satu pulau yang banyak batu-batu menjulang tinggi khas pantai dan pulau di Belitung. Di sini kita bisa foto-foto dan saya bisa ngebiarin bayi merangkak di atas pasir pantai (tetap diawasi kok).

IMG_1764 (1)

Sebentar saja di pulau tak berpenghuni, kami bergerak mendekati Pulau Burung. Kali ini, kami tidak boleh berhenti dan turun, jadi hanya mendekati saja. Landmark Pulau Burung adalah batu yang menyerupai paruh burung. Kata mas-mas kapal kalau malam pulau ini akan menyala karena telah dipasang system panel tenaga surya / matahari. Di sini banyak terdapat sarang camar laut dan elang.

PANTAI TANJUNG TINGGI

IMG_2210 (2)

Pantai Tanjung Tinggi menjadi salah satu wisata wajib di Belitung, karena lokasi pantai ini digunakan untuk shooting salah satu adegan dalam film ā€œLaskar Pelangiā€. Sayangnya, papan penanda bahwa Pantai Tanjung Tinggi menjadi lokasi shooting film Laskar Pelangi sudah dicopot, ga bisa deh foto bukti kesana. Hehe. Seperti lokasi pantai di area barat Pulau Belitung, Pantai Tanjung Tinggi didominasi batu-batu raksasa di sepanjang pantai.Amazingnya, di antara batu-batu raksasa itu ada jalan tikus untuk menuju lepas pantai. Dipikir-pikir, Pantai ini cocok juga jadi tempat menanti sunset. Tapi kami datang ke pantai ini pagi menjelang siang, sambil menunggu dapat kapal untuk hoping islands. Di sekitar pantai ada restoran seafood, pedagang rujak, dan penjaja batu satam. Anak-anak bisa main pasir di pinggir pantai atau main kecipak kecipuk di pantainya.

IMG_2211 (2)

PANTAI BATU GARUDA

D3092C7A-A551-4965-ADA7-85DE06398AD7

Kami ke Pantai Batu Garuda dalam rangka menunggu jam 1 siang, waktu saat kami dijanjikan akan island hopping. Di Pantai Batu Garuda terdapat Rumah Makan Batu Garuda. Makanannya tentu saja seafood. Kami pesan Ikan Bulat Bakar Kecap, Udang Goreng Tepung, Cumi Saus Tiram, Kangkung Cah Terasi, dan Genjer (lupa diapain). Minumnya tentu Es Kelapa Muda. Untuk tujuh orang, dana yang dihabiskan sekitar Rp 400.000,-. Rumah makan ini menyediakan toilet dan musholla (jadi bisa sholat dulu di sini), sewa kapal , oleh-oleh kaos, oleh-oleh lada hitam/putih, dan pondokan-pondokan untuk makan. Oh ya, restoran ini masuk Top 5 restaurant di Belitung versi Trip Advisor. Secara rasa, jangan ditanya deh. MANTAP, saya nambah 2-3 kali hehehe.

IMG_1651 (2)

KOPI KONGDJIE

IMG_1829

Bingung makan malam di mana, karena semua restaurant top versi Trip Advisor sudah dicoba? Mampir dulu ke Kopi Kongdjie di area depan hotel. Info dari pemiliknya, sebenarnya resep asli Mie Belitung ada di area sini, tapi memang yang jadi terkenal yang di Tanjung Pandan. Di luar area Kopi Kongdjie, tersusun Teko Raksasa yang digunakan untuk membuat /menyeduh kopi. Walau orang Belitung hobi ngopi, tapi menurut karyawan yang membuat kopi, sebenarnya di Belitung sendiri ga ada kopi khas, jadi biji kopinya impor. Kopi hitam di Belitung disebut ā€˜Kopi Oā€™ dibuat dengan menuangkan kopi dalam teko raksasa ke dalam cangkir dengan menggunakan penyaring ampas bubuk kopi dari kain. Jadi,  Kopi O nya sudah tanpa ampas. Menu yang disajikan di Kopi Kongdjie ada Mie Belitung, Bakso, Mie Ayam, Soto, Pempek, Rujak Mie, Nasi Ayam Tim, Tekwan, Indomie Goreng/Rebus, Roti Bakar, Pisang Goreng, dll. Di sini juga tersedia oleh-oleh Kaos Belitung, Lada Hitam/Putih Belitung, dan Ketam Isi.

IMG_1818 (1)

Suasana di Kopi Kongdjie kalau malam cukup asik dengan lampu kuning, bisa foto-foto dengan hiasan dinding berupa poster-poster yang beraneka ragam tulisan dan gambarnya. Kalau siang, jangan heran tempat ini ramai dan penuh, karena biasanya, orang sebelum ke bandara akan dibawa mampir ke tempat ini. Saran buat pemilik sih, lebih diperbesar saja area musholanya.

Catatan hari ini :

Saya sudah menyiapkan bubur instan merek Promina dan makanan instan Heinz Jar. Anaknya ga doyan bubur Promina dan mau Heinz Jar rasa Potato, Beef, Carrot. Anaknya dikasih nasi ikan bakar dan udang goring plus nyemilin kangkung dan doyan. Cemilan biscuit tetap wajib bawa karena anaknya doyan pake banget. Anaknya di kapal tidur awalnya, bahkan pulas banget. Setelahnya dia doyan dan mau aja tuh main air dan main pasir di pantai. Penting untuk pakai sunblock biar ga hitam dan bawa baju ganti.

Yuk, lihat perjalanan kami di hari ketiga di postingan berikut.

Berlibur Bawa Bayi ke Belitung (BBBkB) (Part 1)

Di bulan April tahun ini, ada 2 minggu libur 3 hari berturut-turut (catatan : hitung juga Sabtu Minggu sebagai hari libur). Berhubung udah lama banget ‘puasa nge-trip’ dan kebetulan BroJo bisa (lagi ga ada panggilan atau harus jagain pabrik) plus ada ajakan buat liburan bareng ke Belitung. Maka cus, berangkatlah kami bertiga (saya, brojo, dan uni maheera) bareng 5 temen saya lainnya ke Belitung.

Kenapa ke Belitung ?

IMG_1565

Akhirnya uni Maheera si bayi 10 bulan ini liburan lagi dengan naik pesawat setelah di umur 5 bulan sukses tidur saat diajak mudik ke Jawa. Sekarang saatnya nge-tes anak ini ke tempat lain. Pilihan ke daerah pantai juga atas dasar pertimbangan untuk merangsang sensori dengan main di alam. Kenapa ga ke gunung? Karena belum dapat info penginapan yang oke untuk Maheera. Pengalaman bukan nginep di hotel tapi rumah kayu yang coklat dan dia cukup rewel juga jadi pertimbangan. Sementara ngeliat penginapan di daerah Sumatra Selatan (seperti daerah yang ada perkebunan teh, Danau Ranau, dan gunung Dempo) masih belum cocok.

Belitung menjadi pilihan ajakan teman karena mereka sudah pernah ke Bangka. Belitung menjadi pilihan keluarga kami karena selain wisata pantai dan laut, saya juga pingin ke Museum Kata milik Andrea Hirata. Pemikiran kami juga, karena Belitung sudah terekspose sebagai daerah tujuan wisata, akan lebih nyaman untuk dikunjungi. Selain karena ada ajakan, saya milih Belitung juga karena lebih ga capek (naik pesawat) dan LAUT! Yes, i need vitamin sea.

Sekilas tentang Belitung

IMG_0549 (1)

Pulau Belitung sebenarnya bernama Pulau Belitong. Pulau ini adalah salah satu bagian dari Provinsi Bangka Belitung yang memiliki dua pulau besar yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Pulau Belitung mulai popular sejak adanya film ā€œLaskar Pelangiā€. Film adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Andrea Hirata, penulis asli Belitung. Film Laskar Pelangi dibuat oleh Miles Production dan mengambil lokasi shooting di pulau yang dulunya terkenal dengan pertambangan timah ini. Berkat film tersebut, Pulau Belitung makin ramai didatangi para wisatawan (baik dalam maupun luar negeri) yang terpikat untuk melihat langsung keindahan alam di pulau ini. Secara wilayah pemerintahan, Belitung dibagi menjadi menjadi 2 (dua) wilayah yaitu Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur.

Cara ke Belitung

Kalau dari Palembang, bisa pakai cara via jalur laut dengan kapal cepat atau udara dengan pesawat. Keduanya mirip dalam hal : TRANSIT di Pangkal Pinang (Pulau Bangka) dan berbeda dalam hal : LAMA PERJALANAN (ya iyalah ). Karena bawa bayi dan biar kita juga ga terlalu capek, maka dipilihlah naik Pesawat.

Untuk ke Belitung, sekarang cukup mudah kalau dari Palembang, karena PT Garuda Indonesia sudah membuka rute Palembang-Tanjung Pandan (Kota di Pulau Belitung) dengan pesawat ATR72-600. Terima kasih Garuda Indonesia, yes, BUMN Hadir Untuk Negeri (emang situ kerja di BUMN nun?). Rute Palembang-Tanjung Pandan Ā dijadwalkan berangkat pada pukul 11.35 dan ditempuh dengan waktu 30+15+40 menit alias 85 menit kurang lebih. 30 menitnya adalah Palembang – Pangkal Pinang (Pulau Bangka), berhenti 15 menit untuk menurunkan dan menaikkan penumpang serta urusan lainnya (pokoknya urusan maskapailah biar penumpang senang kenyang selamat), dan 40 menit di akhir adalah Pangkal Pinang – Tanjung Pandan. Flight di Jum’at lalu delay 15 menit karena pesawat ATR72-600 dari Jambi telat.

IMG_1544

Untungnya di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, area main anak sudah diperluas (walau jadinya agak jauh dari tempat jajan andalan yaitu Chatime,A&W, dan Starbucks) tapi lumayan bikin si bayi senang. Padahal di situ tulisannya untuk usia 1-5 tahun, tapi main masuk aja kita berdua buat main kuda-kudaan sama berdiri-berdirian dan latihan jalan alias titah.

IMG_1607

Kami sampai di Tanjung Pandan jam 14.00 lebih dan harus nunggu jemputan gratis dari hotel. Sebenarnya sudah kepakai waktu setengah hari lebih ya, semoga besok pesawatnya makin banyak dan makin pagi jadwalnya (eh, boleh kan ngarep gini).

Ke mana saja di Belitung ?

HOTEL HANGGAR 21

Ini adalah tempat menginap kami. Kami memilih hotel Hanggar 21 dengan pertimbangan, lokasi hotel berada di tengah-tengah tujuan wisata, hotel baru, dekat bandara. Pada saat penjemputan kami terlambat dijemput karena banyak tamu yang datang dan drivernya ada yang ga masuk, jadi kena antrian untuk nunggu deh. Gapapa gratis J (Namanya juga ibu-ibu).Ā  Secara garis besar, wisata utama di Belitung ada di 2 lokasi yaitu wisata pantai dan pulau di Kabupaten Belitung (Kota Tanjung Pandan dan sekitarnya) dan wisata desa Laskar Pelangi di Kabupaten Belitung Timur. Untuk ke kota Tanjung Pandan sendiri butuh waktu 30 menit dari hotel sementara ke daerah belitung timur jaraknya 60-70 km (kira-kira 1 jam lah).Ā  Nah, Hanggar 21 ini ada di antara tengah-tengah jadi kalo nyetir ke barat ya ga jauh-jauh banget, kalo nyetir ke timur ya capeknya ga banget-banget. Petunjuk kiblat di hotel jelas dan petugas hotel menawarkan sajadah juga kalau memang ga bawa.

30000002000107006_dh

Hotel Hanggar 21 adalah hotel yang cukup baru dan menjadi hotel patner Traveloka (ada di resepsionis tapi lupa foto). Area hotel asri dengan banyaknya tanaman hijau dan kolam ikan. Terdapat banyak sepeda yang bisa dipakai berkeliling area hotel. Tempat parkir juga cukup luas. Plusnya lagi, ada penjemputan dan pengantaran gratis dari dan ke Bandara H.A.S Hanandjoeddin. Ā Di depan hotel ada tempat ngopi dengan nama Kopi Kong Djie yang menyediakan Mie Belitung, Pempek, Soto, Bakso, dll. Ada juga oleh-oleh berupa kaos, ketam isi,dan lada Beliton.

Karena 7 orang, kami pesan 3 kamar, 2 tipe Deluxe (350.000-an / malam) dan 1 Suite Deluxe (500.000-an / malam). Di kamar suite lebih luas, ada sofa, ada kulkas, lemari, dan water heater lengkap dengan teh dan kopi. Di tipe deluxe biasa ga dapat. Standar hotel dikasih handuk (dan bersih bagus), dental kit, sabun, shampoo. Awalnya request 1 bed besar tapi ternyata dikasih twinbed. Untung bisa digeser-geser bed-nya jadi masih bisa tidur nyenyak. Sarapannya ga terlalu banyak variasi mengingat kamar di sini juga ga terlalu banyak ya. Hari pertama sarapan pilihannya Nasi Goreng, Mie Goreng, Telor Ceplok, dan Bubur Kacang Hijau sementara hari kedua adalah Nasi Uduk, Bihun Goreng, Telur Rebus Sambal, dan bubur Kacang Hijau. Standar berupa roti tawar, kopi, teh, air mineral, orange juice disediakan juga. Pelayanan ramah dan saya boleh minta air panas untuk bikin bubur instan buat bayi dan bekel air panas di termos.

Untuk deposit di awal saat cek in adalah 150.000 (saya lupa ini karena 3 kamar atau gimana, cuma cukup 1 kamar yang deposit). Sementara itu waktu cek-out cukup ontime ya, jam 12.00, kalau misal mau Ā late cek-out nambah 150.000 juga. Ketika pulang, mobil di hotel lagi dipakai dan cukup lama menunggu sampai akhirnya kami diantar oleh pemilik hotel (atau pemilik coffee shopnya ya) ke Bandara. Sejauh ini saya cukup puas dengan pelayanan di hotel ini dan kalau ke Belitung sangat merekomendasikan penginapan ini. Kami pesan via Traveloka untuk hotel ini dan sejauh ini sih puas. Saya ga sempat foto-foto di hotel, foto saya ambil dari web Traveloka.

RESTORAN TIMPO DULUK TANJUNG PANDAN

Restoran ini ada di jalan Veteran (simpang Jalan Lettu Mad Daud) , Kampung Parit, Tanjung Pandan dan buka mulai pukul 11.00 s.d 22.00 setiap harinya. Area parkir ga begitu luas dan ada di perempatan jalan gitu. Kami sempat kelewatan sedikit dan akhirnya parkir di pinggir jalan samping restoran. Kalau lihat dari bentuknya restoranĀ  ini menggunakan sebuah rumah Melayu model lama. Sesuai namanya, interior dan di restoran ini emang jaman dulu alias tempo dulu banget. Adafoto Belitung jaman dulu, televisi tabung, telepon yang masih diputer, dan aneka pajangan peralatan jaman dulu baik alat rumah tangga, pertenakan, maupun perikanan. Sayangnya sih banyak coretan di benda-benda jaman dulu itu, entah sengaja sebagai kenang-kenangan dari tamu atau gimana, tapi kalau saya sih kurang sreg lihatnya karena saying, bendanya jadi kurang elok. Tak heran, restoran ini menjadi salah satu Cagar Budaya Pemerintah Kabupaten Belitung. Di restoran ini, selain makan, tentu bisa : FOTO-FOTO kece dengan gaya jadul, hehehe.

IMG_2459

Menu yang ditawarkan di restoran ini secara khusus adalah menu khas melayu Belitung seperti Gangan atau Sup Ikan Khas Belitung yang berkuah kuning dengan rasa asam gurih. Kebetulan saat lihat menu, kami melihat ada paket untuk 2 dan 4 orang. Akhirnya kami pilih paket tersebut. Paket makan 2-4 orang tersebut adalah Paket Makan Bedulang yang memiliki pengertian makan dalam suatu nampan besar (Dulang) yang berisi beberapa lauk dan ditutup tudung saji merah (Mentudong). Dulang besar untuk empat orang ini berisi Gangan sebagai menu utama (ada di tengah) dikelilingi oleh Sambal Serai, Sate Ikan, Lalapan, Semur Ayam, dan Tumis Kacang Panjang. Makannya tentu pakai Nasi di Baskom (Baskom Nasi ya bukan Baskom Air).Ā  Tradisi makan bedulang sesungguhnya lebih enak kalau duduk bersila dan menggunakan alat makan sederhana ā€œcap 5 jariā€ alias tangan kosong. Ternyata, ada aturan dalam makan bedulang, yaitu orang yang paling muda bertugas mengambil piring (piringnya kaleng ya, namanya juga tempo dulu) dan memberikannya ke tamu yang lebih tua. Dengan makan bedulang, kita bisa merasakan adanya kebersamaan, penghargaan kepada yang lebih tua, syukur dan nikmat.

Rasanya gimana? Gangannya segar apalagi ikan yang dipakai ikan laut (beda dengan pindang Palembang yang biasa pakai ikan sungai) tapi secara rasa mirip sih karena ada nanasnya. Kalau suka pindang, biasanya akan suka gangan juga. Sate Ikan (sebenarnya ikan dikukus dalam daun pisang, saya juga masih bingung kenapa disebut sate) lebih masuk di lidah saya dibanding Sate Ikan Palembang, mungkin karena lebih gurih ya. Semur ayamnya dan tumis kacang panjangnya enak tapi rasanya sambalnya kurang pedas. Untuk makan bedulang 4 orang, harganya adalah 247.000 (belum termasuk minum ya, kalau mau hemat, air putih kemasan saja hehe). Ā Rumah makan ini ini adalahĀ  restaurant #1 di Belitung versi Trip Advisor

PANTAI TANJUNG PENDAM

Selesai makan di Resto Timpo Duluk, waktuĀ  sudah menunjukkan hampir jam 5. Akhirnya kami bertanya ke orang resto, pantai untuk menikmati sunset yang dekat di mana dan dikasih tau tentang Pantai Tanjung Pendam. Biaya masuk ke pantai ini adalah Rp 2.000,-. Kami sudah mengaku ada 7 orang tapi penjaganya menghitung hanya Rp 10.000,-. Ya udah deh, makasih bapak penjaga.

IMG_2183

Lokasi pantai ini di pusat kota Tanjung Pandan dan cukup luas areanya. Memang lokasi yang cocok untuk menikmati matahari terbenam karena pantainya menghadap ke barat, sehingga sunset seharusnya terlihat sangat jelas (catatan : kalau awan dan langit mendukung). Sayangnya, ketika kami datang langit dan awannya kurang mendukung karena agak mendung. Dari Pantai Tanjung Pendam, kita bisa melihat ada Pulau Kalimoa. Pulau Kalimoa ini merupakan pulau yang biasa didatangi orang Tionghoa untuk bersembahyang. Adanya pulau ini akan menambah cantik foto sunset. Selain pulau, di laut dekat pantai ini juga masih ada Kapal Laut ukuran besar yang kondisinya sudah tidak utuh dan rusak tapi tidak dipindahkan. Cukup bagus untuk obyek foto.

IMG_2182

Area pantai yang luas didukung oleh pemerintah kabupaten dengan menyediakan beragam fasilitas di pantai ini seperti : Jalan aspal yang bisa digunakan untuk jogging, sepedaan, atauĀ  bermain inline skate, pondokan di sekitar pantai, arena bermain anak dengan patung dinosaurus yang besar, dan galeri seni.

IMG_1587

GALERI KUMKM BELITUNG

Khawatir karena waktu ga banyak tapi banyak mau ke sana ke mari, akhirnya kami memutuskan membeli oleh-oleh di awal. Galeri UMKM Belitung menjadi pusat oleh-oleh khas Belitung. Galeri KUMKM ini berada di Jalan Sriwijaya Tanjung Pandan. Merek yang dijual disini Ā bervariasi. Oleh-oleh khas Belitung yang terkenal :

  • Batu Satam (Billitonite) atau batu khas Belitung. Batu satam termasuk langka, warnanya hitam dan penuh ukiran tak beraturan. Jangan heran kalau harganya mahal ya.
  • Terasi Belitung atau Balacan. Namanya juga ibu-ibu, terasi enak ya penting untuk modal bikin sambal enak. Jadi saya beli dong. Terasi Belitung dibuat dari udang kecil yang segar.
  • Abon Ikan atau Sambal Lingkong, sebenarnya cemilan ini juga ada di toko oleh-oleh Palembang. Terbuat dari Ikan tengiri, cabai, bumbu, dan parutan kelapa yang dihaluskan.
  • Camilan Belitung, ada kerupuk dan getas ikan, kerupuk sukun, kerupuk udang, dan kerupuk cumi. Yang saya suka sih, keripik telur cumi.
  • Kerajinan kerang, Kerajinan Rotan, Magnet kulkas, Baju bertuliskan Belitung dan Laskar Pelangi, Gantungan Kunci, dll.

MIE ATEP BELITUNG

Waktu menuju Galeri KUMKM, kami sempat melihat Mie Atep tapi ramai sekali. Berhubung lapar dan itu salah satu tempat wajib menurut beragam situs, akhirnya kami mampir juga. Sampai di sana kami harus menunggu 2 meja untuk kosong.

IMG_1612

Mie Atep Belitung ada di Jalan Sriwijaya, Tanjung Pandan. Atep adalah nama penjual mi yang merupakan keturunan Tionghoa. Harga per porsinya Rp 15.000,-. Mie khas Belitung ini adalah Mie dengan kuah kental berwarna coklat dan agak manis (pakai gula aren / gula merah), dengan potongan kentang rebus, tahu goring, udang, dan tentu saja mie kuning sebagai bahan utama, ditambah emping melinjo sebagai pelengkap. Minuman yang disarankan untuk menemani adalah Es Jeruk Kunci (jeruk yang kecil-kecil biasa dibuat sambal), rasanya manis-manis ga terlalu asam.Ā  Rasa mie Belitung ini cukup mirip Mie Ongklok khas Wonosobo dengan kuah yang tidak terlalu kental. Sayangnya, lagi-lagi, sambalnya rasanya kurang pedas. Rumah makan ini ini masuk #2 restaurant di Belitung versi Trip Advisor

Di dekat Mie Atep ini ada tempat namanya Gamat. Kirain tempat makan teripang atau timun laut, ternyata tempat jual baju / distro khas Belitung.

TUGU SATAM

Sebenarnya sih kami ga beneran mampir, tapi cuma lewat beberapa kali dan ada orang yang foto-foto di sana. Jadi Tugu Satam bisa jadi salah satu obyek wisata juga. Tugu Satam jadi ikon Pulau Belitung dan ada di tengah kota, simpang lima Jalan Veteran, Sudirman, Sriwijaya, Endek, dan Gegedek. Di sekitar tugu ada air mancur yang mengelilinginya. Di seberang Tugu Satam, ada Tugu Ikan, logo Kabupaten Belitung.

Catatan hari ini :

Berhubung flightnya siang, saya sempat bawa bekal makan siang dan sore untuk bayi bahkan cemilan nugget ayam. Eh, anaknya ogah-ogahan makan. Untungnya cemilan biscuit masih masuk, dikasih macaroni schotel (snack dari Garuda) dia mau, dikasih nasi gangan, mie belitung juga dia doyan. Yowes, ibunya mah selo aja.

Oh ya, anaknya sejak sebelum take off, landing, take off lagi, landing lagi tidur pules banget. Ibunya mah bahagia, secara jarang-jarang ini anak tidur lebih dari 30 menit.

Nah, perjalanan hari pertama kami cukup sampai di Mie Atep Belitung dan untuk hari kedua dan ketiga ada di post berikutnya.