Berlibur Bawa Bayi ke Belitung (BBBkB) (Part 1)

Di bulan April tahun ini, ada 2 minggu libur 3 hari berturut-turut (catatan : hitung juga Sabtu Minggu sebagai hari libur). Berhubung udah lama banget ‘puasa nge-trip’ dan kebetulan BroJo bisa (lagi ga ada panggilan atau harus jagain pabrik) plus ada ajakan buat liburan bareng ke Belitung. Maka cus, berangkatlah kami bertiga (saya, brojo, dan uni maheera) bareng 5 temen saya lainnya ke Belitung.

Kenapa ke Belitung ?

IMG_1565

Akhirnya uni Maheera si bayi 10 bulan ini liburan lagi dengan naik pesawat setelah di umur 5 bulan sukses tidur saat diajak mudik ke Jawa. Sekarang saatnya nge-tes anak ini ke tempat lain. Pilihan ke daerah pantai juga atas dasar pertimbangan untuk merangsang sensori dengan main di alam. Kenapa ga ke gunung? Karena belum dapat info penginapan yang oke untuk Maheera. Pengalaman bukan nginep di hotel tapi rumah kayu yang coklat dan dia cukup rewel juga jadi pertimbangan. Sementara ngeliat penginapan di daerah Sumatra Selatan (seperti daerah yang ada perkebunan teh, Danau Ranau, dan gunung Dempo) masih belum cocok.

Belitung menjadi pilihan ajakan teman karena mereka sudah pernah ke Bangka. Belitung menjadi pilihan keluarga kami karena selain wisata pantai dan laut, saya juga pingin ke Museum Kata milik Andrea Hirata. Pemikiran kami juga, karena Belitung sudah terekspose sebagai daerah tujuan wisata, akan lebih nyaman untuk dikunjungi. Selain karena ada ajakan, saya milih Belitung juga karena lebih ga capek (naik pesawat) dan LAUT! Yes, i need vitamin sea.

Sekilas tentang Belitung

IMG_0549 (1)

Pulau Belitung sebenarnya bernama Pulau Belitong. Pulau ini adalah salah satu bagian dari Provinsi Bangka Belitung yang memiliki dua pulau besar yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Pulau Belitung mulai popular sejak adanya film “Laskar Pelangi”. Film adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Andrea Hirata, penulis asli Belitung. Film Laskar Pelangi dibuat oleh Miles Production dan mengambil lokasi shooting di pulau yang dulunya terkenal dengan pertambangan timah ini. Berkat film tersebut, Pulau Belitung makin ramai didatangi para wisatawan (baik dalam maupun luar negeri) yang terpikat untuk melihat langsung keindahan alam di pulau ini. Secara wilayah pemerintahan, Belitung dibagi menjadi menjadi 2 (dua) wilayah yaitu Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur.

Cara ke Belitung

Kalau dari Palembang, bisa pakai cara via jalur laut dengan kapal cepat atau udara dengan pesawat. Keduanya mirip dalam hal : TRANSIT di Pangkal Pinang (Pulau Bangka) dan berbeda dalam hal : LAMA PERJALANAN (ya iyalah ). Karena bawa bayi dan biar kita juga ga terlalu capek, maka dipilihlah naik Pesawat.

Untuk ke Belitung, sekarang cukup mudah kalau dari Palembang, karena PT Garuda Indonesia sudah membuka rute Palembang-Tanjung Pandan (Kota di Pulau Belitung) dengan pesawat ATR72-600. Terima kasih Garuda Indonesia, yes, BUMN Hadir Untuk Negeri (emang situ kerja di BUMN nun?). Rute Palembang-Tanjung Pandan  dijadwalkan berangkat pada pukul 11.35 dan ditempuh dengan waktu 30+15+40 menit alias 85 menit kurang lebih. 30 menitnya adalah Palembang – Pangkal Pinang (Pulau Bangka), berhenti 15 menit untuk menurunkan dan menaikkan penumpang serta urusan lainnya (pokoknya urusan maskapailah biar penumpang senang kenyang selamat), dan 40 menit di akhir adalah Pangkal Pinang – Tanjung Pandan. Flight di Jum’at lalu delay 15 menit karena pesawat ATR72-600 dari Jambi telat.

IMG_1544

Untungnya di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, area main anak sudah diperluas (walau jadinya agak jauh dari tempat jajan andalan yaitu Chatime,A&W, dan Starbucks) tapi lumayan bikin si bayi senang. Padahal di situ tulisannya untuk usia 1-5 tahun, tapi main masuk aja kita berdua buat main kuda-kudaan sama berdiri-berdirian dan latihan jalan alias titah.

IMG_1607

Kami sampai di Tanjung Pandan jam 14.00 lebih dan harus nunggu jemputan gratis dari hotel. Sebenarnya sudah kepakai waktu setengah hari lebih ya, semoga besok pesawatnya makin banyak dan makin pagi jadwalnya (eh, boleh kan ngarep gini).

Ke mana saja di Belitung ?

HOTEL HANGGAR 21

Ini adalah tempat menginap kami. Kami memilih hotel Hanggar 21 dengan pertimbangan, lokasi hotel berada di tengah-tengah tujuan wisata, hotel baru, dekat bandara. Pada saat penjemputan kami terlambat dijemput karena banyak tamu yang datang dan drivernya ada yang ga masuk, jadi kena antrian untuk nunggu deh. Gapapa gratis J (Namanya juga ibu-ibu).  Secara garis besar, wisata utama di Belitung ada di 2 lokasi yaitu wisata pantai dan pulau di Kabupaten Belitung (Kota Tanjung Pandan dan sekitarnya) dan wisata desa Laskar Pelangi di Kabupaten Belitung Timur. Untuk ke kota Tanjung Pandan sendiri butuh waktu 30 menit dari hotel sementara ke daerah belitung timur jaraknya 60-70 km (kira-kira 1 jam lah).  Nah, Hanggar 21 ini ada di antara tengah-tengah jadi kalo nyetir ke barat ya ga jauh-jauh banget, kalo nyetir ke timur ya capeknya ga banget-banget. Petunjuk kiblat di hotel jelas dan petugas hotel menawarkan sajadah juga kalau memang ga bawa.

30000002000107006_dh

Hotel Hanggar 21 adalah hotel yang cukup baru dan menjadi hotel patner Traveloka (ada di resepsionis tapi lupa foto). Area hotel asri dengan banyaknya tanaman hijau dan kolam ikan. Terdapat banyak sepeda yang bisa dipakai berkeliling area hotel. Tempat parkir juga cukup luas. Plusnya lagi, ada penjemputan dan pengantaran gratis dari dan ke Bandara H.A.S Hanandjoeddin.  Di depan hotel ada tempat ngopi dengan nama Kopi Kong Djie yang menyediakan Mie Belitung, Pempek, Soto, Bakso, dll. Ada juga oleh-oleh berupa kaos, ketam isi,dan lada Beliton.

Karena 7 orang, kami pesan 3 kamar, 2 tipe Deluxe (350.000-an / malam) dan 1 Suite Deluxe (500.000-an / malam). Di kamar suite lebih luas, ada sofa, ada kulkas, lemari, dan water heater lengkap dengan teh dan kopi. Di tipe deluxe biasa ga dapat. Standar hotel dikasih handuk (dan bersih bagus), dental kit, sabun, shampoo. Awalnya request 1 bed besar tapi ternyata dikasih twinbed. Untung bisa digeser-geser bed-nya jadi masih bisa tidur nyenyak. Sarapannya ga terlalu banyak variasi mengingat kamar di sini juga ga terlalu banyak ya. Hari pertama sarapan pilihannya Nasi Goreng, Mie Goreng, Telor Ceplok, dan Bubur Kacang Hijau sementara hari kedua adalah Nasi Uduk, Bihun Goreng, Telur Rebus Sambal, dan bubur Kacang Hijau. Standar berupa roti tawar, kopi, teh, air mineral, orange juice disediakan juga. Pelayanan ramah dan saya boleh minta air panas untuk bikin bubur instan buat bayi dan bekel air panas di termos.

Untuk deposit di awal saat cek in adalah 150.000 (saya lupa ini karena 3 kamar atau gimana, cuma cukup 1 kamar yang deposit). Sementara itu waktu cek-out cukup ontime ya, jam 12.00, kalau misal mau  late cek-out nambah 150.000 juga. Ketika pulang, mobil di hotel lagi dipakai dan cukup lama menunggu sampai akhirnya kami diantar oleh pemilik hotel (atau pemilik coffee shopnya ya) ke Bandara. Sejauh ini saya cukup puas dengan pelayanan di hotel ini dan kalau ke Belitung sangat merekomendasikan penginapan ini. Kami pesan via Traveloka untuk hotel ini dan sejauh ini sih puas. Saya ga sempat foto-foto di hotel, foto saya ambil dari web Traveloka.

RESTORAN TIMPO DULUK TANJUNG PANDAN

Restoran ini ada di jalan Veteran (simpang Jalan Lettu Mad Daud) , Kampung Parit, Tanjung Pandan dan buka mulai pukul 11.00 s.d 22.00 setiap harinya. Area parkir ga begitu luas dan ada di perempatan jalan gitu. Kami sempat kelewatan sedikit dan akhirnya parkir di pinggir jalan samping restoran. Kalau lihat dari bentuknya restoran  ini menggunakan sebuah rumah Melayu model lama. Sesuai namanya, interior dan di restoran ini emang jaman dulu alias tempo dulu banget. Adafoto Belitung jaman dulu, televisi tabung, telepon yang masih diputer, dan aneka pajangan peralatan jaman dulu baik alat rumah tangga, pertenakan, maupun perikanan. Sayangnya sih banyak coretan di benda-benda jaman dulu itu, entah sengaja sebagai kenang-kenangan dari tamu atau gimana, tapi kalau saya sih kurang sreg lihatnya karena saying, bendanya jadi kurang elok. Tak heran, restoran ini menjadi salah satu Cagar Budaya Pemerintah Kabupaten Belitung. Di restoran ini, selain makan, tentu bisa : FOTO-FOTO kece dengan gaya jadul, hehehe.

IMG_2459

Menu yang ditawarkan di restoran ini secara khusus adalah menu khas melayu Belitung seperti Gangan atau Sup Ikan Khas Belitung yang berkuah kuning dengan rasa asam gurih. Kebetulan saat lihat menu, kami melihat ada paket untuk 2 dan 4 orang. Akhirnya kami pilih paket tersebut. Paket makan 2-4 orang tersebut adalah Paket Makan Bedulang yang memiliki pengertian makan dalam suatu nampan besar (Dulang) yang berisi beberapa lauk dan ditutup tudung saji merah (Mentudong). Dulang besar untuk empat orang ini berisi Gangan sebagai menu utama (ada di tengah) dikelilingi oleh Sambal Serai, Sate Ikan, Lalapan, Semur Ayam, dan Tumis Kacang Panjang. Makannya tentu pakai Nasi di Baskom (Baskom Nasi ya bukan Baskom Air).  Tradisi makan bedulang sesungguhnya lebih enak kalau duduk bersila dan menggunakan alat makan sederhana “cap 5 jari” alias tangan kosong. Ternyata, ada aturan dalam makan bedulang, yaitu orang yang paling muda bertugas mengambil piring (piringnya kaleng ya, namanya juga tempo dulu) dan memberikannya ke tamu yang lebih tua. Dengan makan bedulang, kita bisa merasakan adanya kebersamaan, penghargaan kepada yang lebih tua, syukur dan nikmat.

Rasanya gimana? Gangannya segar apalagi ikan yang dipakai ikan laut (beda dengan pindang Palembang yang biasa pakai ikan sungai) tapi secara rasa mirip sih karena ada nanasnya. Kalau suka pindang, biasanya akan suka gangan juga. Sate Ikan (sebenarnya ikan dikukus dalam daun pisang, saya juga masih bingung kenapa disebut sate) lebih masuk di lidah saya dibanding Sate Ikan Palembang, mungkin karena lebih gurih ya. Semur ayamnya dan tumis kacang panjangnya enak tapi rasanya sambalnya kurang pedas. Untuk makan bedulang 4 orang, harganya adalah 247.000 (belum termasuk minum ya, kalau mau hemat, air putih kemasan saja hehe).  Rumah makan ini ini adalah  restaurant #1 di Belitung versi Trip Advisor

PANTAI TANJUNG PENDAM

Selesai makan di Resto Timpo Duluk, waktu  sudah menunjukkan hampir jam 5. Akhirnya kami bertanya ke orang resto, pantai untuk menikmati sunset yang dekat di mana dan dikasih tau tentang Pantai Tanjung Pendam. Biaya masuk ke pantai ini adalah Rp 2.000,-. Kami sudah mengaku ada 7 orang tapi penjaganya menghitung hanya Rp 10.000,-. Ya udah deh, makasih bapak penjaga.

IMG_2183

Lokasi pantai ini di pusat kota Tanjung Pandan dan cukup luas areanya. Memang lokasi yang cocok untuk menikmati matahari terbenam karena pantainya menghadap ke barat, sehingga sunset seharusnya terlihat sangat jelas (catatan : kalau awan dan langit mendukung). Sayangnya, ketika kami datang langit dan awannya kurang mendukung karena agak mendung. Dari Pantai Tanjung Pendam, kita bisa melihat ada Pulau Kalimoa. Pulau Kalimoa ini merupakan pulau yang biasa didatangi orang Tionghoa untuk bersembahyang. Adanya pulau ini akan menambah cantik foto sunset. Selain pulau, di laut dekat pantai ini juga masih ada Kapal Laut ukuran besar yang kondisinya sudah tidak utuh dan rusak tapi tidak dipindahkan. Cukup bagus untuk obyek foto.

IMG_2182

Area pantai yang luas didukung oleh pemerintah kabupaten dengan menyediakan beragam fasilitas di pantai ini seperti : Jalan aspal yang bisa digunakan untuk jogging, sepedaan, atau  bermain inline skate, pondokan di sekitar pantai, arena bermain anak dengan patung dinosaurus yang besar, dan galeri seni.

IMG_1587

GALERI KUMKM BELITUNG

Khawatir karena waktu ga banyak tapi banyak mau ke sana ke mari, akhirnya kami memutuskan membeli oleh-oleh di awal. Galeri UMKM Belitung menjadi pusat oleh-oleh khas Belitung. Galeri KUMKM ini berada di Jalan Sriwijaya Tanjung Pandan. Merek yang dijual disini  bervariasi. Oleh-oleh khas Belitung yang terkenal :

  • Batu Satam (Billitonite) atau batu khas Belitung. Batu satam termasuk langka, warnanya hitam dan penuh ukiran tak beraturan. Jangan heran kalau harganya mahal ya.
  • Terasi Belitung atau Balacan. Namanya juga ibu-ibu, terasi enak ya penting untuk modal bikin sambal enak. Jadi saya beli dong. Terasi Belitung dibuat dari udang kecil yang segar.
  • Abon Ikan atau Sambal Lingkong, sebenarnya cemilan ini juga ada di toko oleh-oleh Palembang. Terbuat dari Ikan tengiri, cabai, bumbu, dan parutan kelapa yang dihaluskan.
  • Camilan Belitung, ada kerupuk dan getas ikan, kerupuk sukun, kerupuk udang, dan kerupuk cumi. Yang saya suka sih, keripik telur cumi.
  • Kerajinan kerang, Kerajinan Rotan, Magnet kulkas, Baju bertuliskan Belitung dan Laskar Pelangi, Gantungan Kunci, dll.

MIE ATEP BELITUNG

Waktu menuju Galeri KUMKM, kami sempat melihat Mie Atep tapi ramai sekali. Berhubung lapar dan itu salah satu tempat wajib menurut beragam situs, akhirnya kami mampir juga. Sampai di sana kami harus menunggu 2 meja untuk kosong.

IMG_1612

Mie Atep Belitung ada di Jalan Sriwijaya, Tanjung Pandan. Atep adalah nama penjual mi yang merupakan keturunan Tionghoa. Harga per porsinya Rp 15.000,-. Mie khas Belitung ini adalah Mie dengan kuah kental berwarna coklat dan agak manis (pakai gula aren / gula merah), dengan potongan kentang rebus, tahu goring, udang, dan tentu saja mie kuning sebagai bahan utama, ditambah emping melinjo sebagai pelengkap. Minuman yang disarankan untuk menemani adalah Es Jeruk Kunci (jeruk yang kecil-kecil biasa dibuat sambal), rasanya manis-manis ga terlalu asam.  Rasa mie Belitung ini cukup mirip Mie Ongklok khas Wonosobo dengan kuah yang tidak terlalu kental. Sayangnya, lagi-lagi, sambalnya rasanya kurang pedas. Rumah makan ini ini masuk #2 restaurant di Belitung versi Trip Advisor

Di dekat Mie Atep ini ada tempat namanya Gamat. Kirain tempat makan teripang atau timun laut, ternyata tempat jual baju / distro khas Belitung.

TUGU SATAM

Sebenarnya sih kami ga beneran mampir, tapi cuma lewat beberapa kali dan ada orang yang foto-foto di sana. Jadi Tugu Satam bisa jadi salah satu obyek wisata juga. Tugu Satam jadi ikon Pulau Belitung dan ada di tengah kota, simpang lima Jalan Veteran, Sudirman, Sriwijaya, Endek, dan Gegedek. Di sekitar tugu ada air mancur yang mengelilinginya. Di seberang Tugu Satam, ada Tugu Ikan, logo Kabupaten Belitung.

Catatan hari ini :

Berhubung flightnya siang, saya sempat bawa bekal makan siang dan sore untuk bayi bahkan cemilan nugget ayam. Eh, anaknya ogah-ogahan makan. Untungnya cemilan biscuit masih masuk, dikasih macaroni schotel (snack dari Garuda) dia mau, dikasih nasi gangan, mie belitung juga dia doyan. Yowes, ibunya mah selo aja.

Oh ya, anaknya sejak sebelum take off, landing, take off lagi, landing lagi tidur pules banget. Ibunya mah bahagia, secara jarang-jarang ini anak tidur lebih dari 30 menit.

Nah, perjalanan hari pertama kami cukup sampai di Mie Atep Belitung dan untuk hari kedua dan ketiga ada di post berikutnya.

4 thoughts on “Berlibur Bawa Bayi ke Belitung (BBBkB) (Part 1)

Leave a comment