Mampir ke Pulau Cempaka Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) dan Omelan Tertahan Ibu Sewot

Hmmm, mau ke mana ya weekend ini?

Selama sepekan kemarin, saya rasanya pusing banget sama Mahira yang lagi gak mau makan pasca muntah-muntah dan diare. Baru kali ini deh berasa banget pusingnya sama Gerakan Tutup Mulut (GTM) dan anaknya juga jadinya bawaannya marah-marah mulu, ngerembet ke ibunya juga ikutan ngomel-ngomel ngambek gak jelas. Ah, pusing, kayaknya butuh ke luar rumah tapi lagi bosen nge-mall.

“Mahira mau ke taman gak?” tanya saya kepada si anak kecil yang lagi ngambek.
“Taman?” tanyanya balik, ya umur segini emang kalau ditanya balik nanya sambil mengulang kata-kata yang dia tau sih.
“Iya ketemu kakak-kakak. Mau gak?”
“Mau”

Oke, akhirnya saya request ke Bojo buat ke taman. Tapi terakhir ke Taman Kambang Iwak, mainan perosotannya masih bolong, padahal baru dicat (maksudnya kenapa gak ditambal sekalian gitu). Iseng cari taman lain yang belum pernah didatengin, lalu munculnya Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) dalam daftar pencarian. Oh, oke kayaknya ada yang baru juga di sana cocok untuk foto-foto, coba ah.

Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) berada di daerah Karanganyar, Kecamatan Gandus, Palembang. Sebelumnya daerah ini dikenal dengan nama Situs Karanganyar. Di daerah TPKS dan sekitarnya memang banyak ditemui artefak dan sisa-sisa peninggalan Kerajaan Sriwijaya di masa lampau. Setelah banyak temuan-temuan di Situs Karanganyar, akhirnya lokasi ini dipugar dan dirapikan serta diresmikan menjadi Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.

Menjelang pukul 16.00, kami sampai di area TPKS setelah melalui Jalan Pangeran Sido Ing di kawasan Tangga Buntung. Sebuah gapura besar bertuliskan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya berdiri dengan tegak di dua sisi. Satu sisi dari arah Tangga Buntung, satu sisi lainnya dari arah Jalan Alamsyah Ratu Prawiranegara (Musi II).

Jika memasuki kawasan TPKS dari arah Tangga Buntung, maka akan melihat di sisi kiri jalan obyek wisata berupa Replika Kapal Chengho yang berada tepat di seberang gerbang masuk TPKS. Cukup ramai di Minggu sore itu. Di dekat area Replika Kapal Cheng Ho, ada penjual makanan dan banyak juga yang menawarkan jasa mobil-mobilan remote control untuk anak-anak. Skip-skip, ujar saya kepada Bojo. Kemarin udah main mobil di Jakabaring, minggu depan lagi aja.

Bojo membelokkan mobil ke arah komplek TPKS. Wah penuh nih pikir saya, gerbang cuma dibuka 1 saja untuk masuk dan keluar kendaraan. Sebenarnya cukup sih untuk 2 mobil (kayaknya), tapi harus hati-hati sekali. Motor-motor mengantri masuk, ada juga mobil dan motor yang mau keluar.

Bruk. Kaca spion kanan mobil kami kena senggol motor yang mau keluar. Duh, bahaya nih, pikir saya, pasti suasana hati pak sopir alias Bojo jadi gak enak. Lagian ya, saya sebenernya kesel juga, tapi kalau saya ikutan kesel mah bahaya dong, ngamuknya bakal dahsyat. Jadi saya ngomel sekarang….maaf ya sebelumnya….

Adek-adek remaja tanggung yang dikasih motor buat jalan-jalan, mbok ya kalau punya motor mau jalan-jalan baca dulu muatan motor bisanya buat berapa orang. Kalian kok ya empat orang boncengan empet-empetan di motor cowo-cewe-cewe-cewe gitu. Ya kasian motornya dong. Terus kalau naik motor mbok ya pake helm gitu loh. Udah tau nyenggol spion orang, mbok ya minta maaf.

Iya, paska mereka nyenggol kaca spion, motornya langsung oleng. Pengendara di depan yang cowok, ikutan jatoh gitu. Bojo udah buka kaca mobil ngeliatin. Ya, mungkin pikirnya ini anak remaja salah mbok ya basa basi dikit udah nyenggol gitu. Taunya nggak. Saya langsung bilang, udah gak usah diladenin lah, maju aja beli karcis, abis kayaknya remaja tanggung itu gak ada niat minta maaf juga.

https://photos.app.goo.gl/uyTE51VvkfqEFrwB3

Lanjut ya, jadi masuk area TPKS ini biaya per orangnya adalah Rp 3.000,- dan untuk kendaraan roda empat juga Rp 3.000,-. Masuk area TPKS, ada bangunan dengan dinding terbuka di tengah-tengah area, seperti gazebo besar gitu deh atau balai-balai. Di sisi kanan dan kirinya ada area luas untuk mobil dan motor parkir. Area bangunan di tengah-tengah itu baru saja dipakai untuk acara kondangan nikahan. Jadi, yaaa….hmmmm, cukup kotor ya karena sedang dalam pembersihan.

https://photos.app.goo.gl/40HhUg33Cn52vDH82

Sebenarnya, di tengah-tengah dari bangunan ini ada replika Prasasti Kedukan Bukit peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Di sekitar tempat parkiran ada tempat duduk-duduk panjang yang bertingkat. Rasanya kalau ada pertunjukan di tengah seperti video mapping akan bagus jika ditonton dari tempat duduk-duduk tersebut. Karena tak ada acara, tempat duduk itu jadi anak muda nongkrong (ya mungkin berpacaran sih) atau keluarga santai sebentar sambil makan.

Kelar parkir, kami sekeluarga bergerak ke kawasan Pulau Cempaka. Pulau Cempaka sebenarnya adalah pulau buatan di tengah-tengah kolam. Kini, Pulau Cempaka menjadi sebuah taman cantik kekinian yang baru saja diresmikan pada Jumat, 15 Desember 2017 lalu. Di jalan menuju Pulau Cempaka, kita akan melihat bahwa kawasan TPKS ini masih didominasi oleh tanaman tinggi, jadi ingat Punti Kayu. Ada gazebo di pinggir kolam besar. Saya lihat ada bangunan berwarna kuning yang sepertinya sih kamar kecil, tapi nggak berani ngecek juga. Banyak penjual makanan di kiri dan kanan boulevard bahkan area anak main pancing-pancingan di kolam-kolaman karet. Wisata keluarga banget kan ya.

https://photos.app.goo.gl/AS3VFFPnxrBKa1dv2

https://photos.app.goo.gl/lX27jh9dsJ2xAic13

https://photos.app.goo.gl/YLY1WTkQfGtb0O6w2

Lalu, di tengah area akan ada tulisan raksasa “I LOVE SRIWIJAYA” yang bisa digunakan sebagai latar berfoto. Jalan menuju Pulau Cempaka satu-satunya adalah jembatan berwarna merah. Cukup padat di hari itu, saya sempat khawatir takut jembatannya gak kuat. Hehehe. Banyak pula yang berhenti di jembatan untuk berfoto. Dari jembatan, kita bisa melihat bahwa di pinggir kolam besar, ada perahu dan rakit yang bisa digunakan untuk keliling-keliling Pulau Cempaka. Hihihi, lumayan beda ya kalau pacaran di perahu atau rakit. Bosen kan liat bebek-bebekan?

Bisa dibilang, Pulau Cempaka ini spot kekinian baru di Palembang. Kenapa bisa dibilang kekinian? Hmmmm…. Karena rasanya memang yang instagramable itu ya yang kekinian. Banyak spot-spot yang bisa dijadikan area untuk foto-foto.

Jembatan yang menghubungkan boulevard dengan Pulau Cempaka bisa dijadikan area untuk foto-foto. Ramai banget sih saat saya datang, tapi sepertinya kalau misalnya sepi jembatan ini bisa dijadikan area foto-foto, seperti Jembatan di area Komplek Olahraga Jakabaring yang sering banget dijadikan spot foto prewedding. Setelah itu ada juga semacam bentuk ‘Love’ yang juga banyak orang sedang berpose di situ.

https://photos.app.goo.gl/X6ew2TJPIQ3CExAg1

 

Area kekinian lainnya adalah area gembok cinta yang berada di pojok Pulau Cempaka dekat dengan kolam. Tau kan ya kayak di tower di Korea atau mungkin di kawasan Bandung deh yang di dalam negeri, ada tempat wisata yang menyediakan area untuk pasangan meletakkan gembok sebagai tanda cinta. Tanda hatinya digembok hanya untuk kamu uuuuu…..Nah, di Pulau Cempaka ini ya ada juga area seperti itu. Lumayan kan kalau kamu ingin mengabadikan cinta dengan gembok dulu sebelum dengan cincin dan akad nikah. Tapi gak keliatan juga sih ada yang jualan gembok, mungkin kita harus bawa gembok dan spidol sendiri kalau emang mau mengabadikan cinta dengan gembok di sini.

https://photos.app.goo.gl/ETlAxbMOIaoOcAtO2

https://photos.app.goo.gl/t0gvwfk6rnAmLEQF3

Di dekat area gembok-gembok cinta yang posisinya bener-bener di dekat kolam, ada jalan petak yang mengelilingi taman Pulau Cempaka ini. Menurut saya sih, baiknya ada pembatas ya soalnya mengantisipasi aja ada kejadian ‘kecebur’ ke kolam. Pengunjungnya kan banyak juga keluarga yang bawa anak. Memang seharusnya orang tua menjaga anaknya, tapi melihat ada anak-anak yang pakai sepatu roda di area taman, saya khawatir aja kepeleset terus kecebur.

Taman Pulau Cempaka ini sebenarnya cukup bagus dan asri. Ada tempat duduk-duduk santai bahkan ayunan. Hal kekinian lainnya adalah tulisan-tulisan yang ada sebagai petunjuk atau pengingat. Misalnya nih, “Kuncilah Cintamu di Sini dengan Gembok Sesuai Standar” atau “Daripada Corat-Coret Di Fasilitas Taman Mendingan Tanda Tangan di Buku Nikah”. Tuh kekinian banget kan, bahasannya urusan nikah atau percintaan. Semoga para jomblo tak semakin merasa sendiri.

https://photos.app.goo.gl/m5qMHivaABLll5ai1

Untuk urusan tulisan-tulisan ini, menurut saya cukup bagus, karena rasanya sasaran pengunjung yang datang juga kaum muda-mudi. Semoga saja tulisan dengan berbagai petunjuk yang baik ini bisa diamalkan ya. Soalnya, ada tulisan sejenis yang intinya sih himbauan untuk tidak menginjak rumput, tapi masih aja ada ibu-ibu yang menginjak rumput dengan santainya. Sempat dibuat khawatir dengan tulisan ini saat mendengar ada anak umur 6-7 tahun (kira-kira) yang membaca sebuah tulisan lalu bertanya ke orang tuanya, “Mantan itu apa, Bu?”. Waduh, kalau saya ditanya gitu sama anak juga bakal bingung.Eh tapi, mau protes ke pengelola urusan bikin petunjuk yang bisa kena semua umur kayak “Dilarang Menginjak Rumput” juga rasanya sih sering gak efektif juga. Terus ya masa lingkungan atau orang lain yang disalahin karena masang tulisan kayak gitu..Saya mencoba berpikir positif jangka panjang aja sih, itu reminder buat para orang tua, biar.kalau anak nanya ya kita bisa jawab dengan baik dan benar, bukan lepas tanggung jawab malah nuntut lingkungan untuk mendukung.

Oke, skip curhat kegalauan emak-emak.

Selain Pulau Cempaka, di kawasan TPKS juga ada Museum Sriwijaya Provinsi Sumatera Selatan. Biaya masuknya Rp 2.000,- per orang. Di museum tersebut banyak terdapat benda-benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya mulai dari prasasti, arca, keramik, manik-manik, pecahan kapal, bahkan kemudi kapal. Museum ini buka setiap hari kecuali Senin dan hari libur. Untuk pengunjung yang menyenangi sejarah, pasti akan puas berlama-lama mempelajari sejarah dari benda-benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

https://photos.app.goo.gl/gEtD8MQuNgxPIq4t1

“Eh udah mau tutup nih museumnya. Yuk balik,” kata suami menegur saya yang lagi asik-asik ngeliat prasasti.

Wah, mba-mba yang menyambut kami di awal tadi sudah siap-siap pulang aja. Kami pun segera keluardari Museum Sriwijaya. Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya khususnya Pulau Cempaka, bisa dibilang adalah tempat wisaya yang menarik untuk dikunjungi di Palembang. Kita bisa melihat sisa-sisa peninggalan Kerajaan Sriwijaya di sini sekaligus foto-foto kekinian jaman now. Semoga saja perbaikan demi perbaikan terus dilakukan sehingga menambah daya tarik tempat ini.

Oh iya, kalau ingin tau info-info tentang TPKS bisa cek instagramnya.

Terakhir, ini dia lokasi TPKS di Google Maps, siapa tau mau mampir šŸ™‚

6 Area Outdoor di Palembang Untuk Rekreasi Bersama Anak

Kadang suka iri sama kota-kota yang banyak fasilitas umum yang ramah anak. Apalagi kalau pas lihat tv show Korea yang judulnya ā€œTheĀ Return of Supermanā€. Seneng banget rasanya aku ngeliat tempat umum yang banyak permainan, trotoar yang ramah buat pejalan kaki, taman yang luas biasa buat piknik, taman bermain yang ada air mancurnya, dan banyak lagi. Ya walaupun aku juga ga tau sebenarnya taman yang banyak permainan itu di area apartemen apakah terbuka untuk umum atau gimana.

Awalnya sih, sempet mikir, duh, di Palembang ga ada ya tempat kayak gitu kayaknya. Akhirnya berujung, kalo main ke mall lagi, dan ke mall lagi. Komplek tempat tinggalku juga sebenarnya kurang akrab antar tetangga dan arena untuk bermain itu kurang sih. Paling, kalau lagi main ke komplek kantor, yang di dekat masjid ada tamannya. Lumayan lah, bisa latihan jalan si anak. Trus aku sadar, sebenarnya ya, kebetulan aja rumahku jauh.

Jadi, sebenarnya di Palembang itu ada juga kok taman-taman kota dan area yang bukan taman tapi bisa jadi tempat bermain untuk anak. Berikut 6 area outdoor di Palembang yang cocok untuk menjadi tempat rekreasi bersama anak :

  1. Kambang Iwak Family Park (KIF Park)
    Namanya saja Family Park , alias taman keluarga. Ini adalah salah satu taman yang juga menjadi obyek wisata karena ada danau (buatan kayaknya) yang disekitarnya ada pepohonan rimbun. Area KIF Park, cukup sering jadi tempat rekreasi keluarga. Di area danau ada air mancurnya.
    Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js
    KIF Park paling ramai di hari Minggu pagi, karena area yang berada di sekitar kediaman Walikota Palembang ini menjadi area car free day jadi banyak yang datang untuk olah raga, juga untuk jajan dan belanja karena banyak yang buka lapak, seperti pasar kaget gitu. Di hari lainnya, tidak terlalu banyak yang buka lapak dan pengunjung tetap ada karena ada yang berolahraga (di KIF Park ada Jogging Track), ada yang kumpul-kumpul (ada semacam gazebo gitu buat duduk-duduk), dan aneka kegiatan lainnya.
    Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js
    KIF Park lumayan sejuk dengan adanya pepohonan yang rindang. Adanya jogging track bisa jadi tempat melatih anak berolahraga, atau paling tidak latihan jalan. Adanya jajanan di sekitar serta cafƩ dan restoran di sekeliling KI Park juga bisa jadi alternatif urusan menyelamatkan perut yang lapar. Oh iya, taman ini gratis alias bebas biaya masuk. Area parkir ada, tapi tidak secara khusus, ya disekitar taman itulah.Lokasi jelas bisa di :
  2. Taman Publik POM IX
    Taman gratis lain di kota Palembang ada di Jalan POM IX. Jadi ada 2 taman yang berada di jalan ini dan bersebrangan. Terdapat lapangan basket untuk berolahraga di salah satu taman, di taman lainnya terdapat permainan untuk anak. Selain itu ada tugu duplikat Piala Adipura, ada area untuk berjalan kaki, ada permainan seperti ayunan, ada gazebo untuk duduk-duduk, dll.Taman ini berada di lokasi yang cukup strategis, dekat dengan Mall, Rumah Sakit, Hotel, Perumahan, dan Perkantoran.Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js
    Sayangnya, taman ini terpecah-pecah, maksudnya tidak jadi kesatuan karena dipisahkan oleh jalan raya. Jadi ya, kalau janjian di taman harus jelas taman sebelah mana. Oh ya, area parkir tidak khusus, tapi bisa parkir di dekat taman.

    Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

    Adanya tanaman seperti bunga-bunga bisa buat belajar anak sembari keliling taman, adanya permainan anak seperti perosotan dan ayunan juga bisa bikin anak beraktivitas dan bersosialisasi dengan teman baru. Lapar? Ada jajanan di sekitar taman, mulai dari pempek panggang, cendol, es oyen, dll.

  3. Jakabaring Sport City
    Daerah ini paling jauh jangkauannya kalau dari rumahku. Sebenarnya ini pusat olahraga Palembang, jadi setiap ada event olah raga, seperti Sea Games 2011 dan Asian Games 2018 nanti, akan dilakukan di sini.Jakabaring terdiri dari beberapa venue untuk banyak cabang olahraga, seperti sepakbola, atletik, sepatu roda, aquatic, dan lain-lain.Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

    Nah, di sekitar venue tersebut ada area seperti taman luas yang bisa dipakai piknik, seperti di area depan venue shooting dan venue voli pantai. Dekat situ juga ada danau, jadi kita bisa duduk-duduk santai, sambil cemal-cemil. Tikar bisa disewa dan cemilan bisa dibeli. Di dekat venue aquatic, ada danau yang dijadikan area main bebek-bebekan sepeda air. Di sekitarnya, sama juga, ada tikar yang bisa disewa, cemilan yang bisa dibeli. Di sekitar Stadium Gelora Sriwijaya Jakabaring, kalau hari Minggu akan ramai dengan orang yang akan olahraga. Ada juga yang menyewakan mobil-mobilan dan otoped gitu.

    Baca juga : One Fine Day @ Palembang Ulu

    Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

    Oh ya, ada area baru seperti taman-taman gitu, sayangnya agak panas sih. Semacam taman campur kebun, jadi sebidang tanah yang ditanami tumbuh0tumbuhan. Cuma jadi lah buat latihan jalan anak atau pengenalan terhadap tumbuh-tumbuhan. Ā Masuknya bayar Rp 10.000 untuk mobil dan Rp 5.000 untuk motor.

  4. Benteng Kuto Besak
    Area ini sebenarnya lapangan luas yang lebih cocok untuk lari-larian, atau main mobil-mobilan. Tempat ini lebih ke rekreasi belajar sejarah dan budaya. Kita bisa naik perahu untuk menyebrangi Sungai Musi, mengenalkan tentang Jembatan Ampera, berjalan ke Museum Sultan Mahmud Badaruddin II atau Monpera (Monumen Perjuangan Rakyat), atau ke arah Benteng Kuto Besak Theatre, yang sebelumnya ada restaurant dan disekitarnya ada taman. Beberapa komunitas seperti I love Quran kadang berkumpul di sana.
    Di area Benteng Kuto Besak, sekarang ada sepedaan warna-warni bentuk mobil-mobilan gitu. Kayak yang di alun-alun Jogja atau alun-alun kota lainnya di Jawa. Yang kalo malem ada lampunya itu loh. Nah, area lapangan yang luas kadang dipakai anak-anak main layang-layang juga. Oh ya, kadang ada pameran gitu atau lomba-lomba di sini.
    Dan sekarang ada icon baru kota Palembang di sini yaitu Patung Ikan Belida. Dengan adanya icon baru, mungkin akan lebih ramai lagi dan menambah pengetahuan untuk anak tentang kota Palembang.
  5. Taman Wisata Punti Kayu
    Punti Kayu adalah taman wisata kota. Punti Kayu sebenarnya lebih ke hutan pinus. Suasananya teduh dan asri, walau agak mencekam dulu. Sekarang banyak permainan dan replica atau miniature seperti miniature Menara Eiffel, Pintu Ajaib Doraemon, dll. Di Punti Kayu, anak-anak bisa mengenal hewan kera. Eits, hati-hati ya, kera kan biasanya jahil. Makanya, baiknya kita bawa makanan buat kera-kera itu. Di Punti Kayu, kita bisa bersantai, main jembatan gantung, outbond, dll.Biaya masuknya : Rp 10.000 / Rp 12.500 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak > 6 tahun. Biaya parkir akan beda lagi.
     
  6. Palembang Bird Park

    Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js
    Kalau ini sejenis mini-zoo di Palembang. Berhubung di Palembang belum ada kebun binatang, terselamatkan oleh Palembang Bird Park. Isinya memang didominasi oleh aneka jenis burung, tetapi ada juga gajah, kura-kura, kuda, ikan, ular, monyet, dll.
    Karcis masuk area ini adalah Rp 50.000, sudah termasuk makanan untuk iguana, jangkrik untuk burung, biji-bijian untuk burung, dan makanan untuk kura-kura. Untuk beberapa hewan seperti gajah dan burung hantu, kita bisa foto bareng. Tentu ada tambahan biaya lagi.Nah, dari aneka aktivitas mengenal satwa dan memberi makan satwa, bisa sekalian ajang anak belajar keberanian.
    Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js
    Palembang Bird Park sepertinya milik pribadi / swasta (bukan pemerintah kota) sehingga memang agak komersil, namun sebanding karena tempatnya rapi, bersih, dan tertata.

 

Continue reading