DDHEAR, Ketika Dialog Dini Hari Kolaborasi Bersama Endah And Rhesa

img_0512

Dialog Dini Hari (DDH) berkolaborasi dengan Endah and Rhesa (EAR) ? Wah bakal seru tuh.
Saya belum pernah nonton langsung tapi beberapa kali nonton di youtube. Secara personal, saya juga senang EAR dan bisa menikmati DDH. Jadi rasanya DDHEAR patut untuk didengarkan.

img_0513-1

 

Akhirnya, saya mencoba membeli album DDHEAR yang judulnya Parahita dari akun Bukalapak BandTemenLoe (bisa juga via tokopedia atau cek juga koleksi lainnya di Instagram BandTemenLoe). Kenapa ga beli digital aja? Tentu saya beli men-add dan download juga via Apple Music, tapi tidak selamanya saya bisa dengerin iPod yang sudah semakin terkapar lemah akibat penyakit baterai yang mendera.

6be05000-d97e-4402-a050-971b7da21986
Dari fisik album CD warna biru tua dengan tulisan merah Parahita ini ditutupi dengan cover kertas yang cukup kaku berwarna coklat khaki. Di awal terdapat tulisan Mini Album DDHEAR PARAHITA DIALOG DINI HARI + ENDAH & RHESA. Isi di dalamnya selain CD juga ada selembar kertas yang terlipat dengan rapi berisi lirik lagu dalam album ini yang tersusun rapi di salah satu sisi kertas dan sisi lainnya menampilkan foto DDHEAR dan penjelasan sedikit tentang empat lagu di album ini (terkait lirik dan aransemen). Hal mencolok di sisi ini adalah gambar lebah dan segi-enam layaknya rumah lebah yang menyimpan madu. Mungkin ini terkait dengan arti ‘Parahita’ dalam bahasa Sansekerta yang bermakna saling menyejahterakan, membahagiakan, dan memberi manfaat. Oh ya, makna parahita ini ada di sisi satunya di bawah tulisan lirik-lirik lagu.

afb187ec-7e97-4faa-8324-34269b906946-2

Yakin, suaramu terdengar di antara bising dunia…Yakin, dawaimu bicara di tengah bahana tutur sumbang



Lagu Jangan Berhenti Bernyanyi menjadi pembuka album ini. Lagu ini baru dibuat oleh DDHEAR. Rasanya lirik ini begitu puitis dan penuh pesan semangat untuk selalu berkarya (konteksnya memang bernyanyi, tapi rasanya bisa lebih luas juga). Dibuka oleh Dadang, lagu ini ditutup oleh Endah disertai suara tepukan tangan keberhasilan. Sepertinya menyenangkan sekali rekamannya. Jangan lupa, diam itu ngga ada artinya. Ayo bergerak, ayo berkarya! (Eh, nulis gini karya ga ya?)

 

 

 

Noda-noda hati…Menyingkirlah…Lahir Kembali…Bersihkan Jiwa, Bersihkan Jiwa


Lagu kedua adalah Temui Diri. Lagu ini aslinya milik Dialog Dini Hari di album Tentang Rumahku (2014) yang diaransemen ulang oleh Endah n Rhesa. Suasana santai penuh kesederhanaan menjadi lebih terasa di lagu ini. Minimalis khas Endah n Rhesa, tapi tetap kaya rasa walau tanpa ada suara drum. Jangan lupa ngaca ya pada sendiri. Lihat diri sendiri dulu, semoga kita bisa membersihkan noda di diri kita, jiwa kita bersih kembali.

 

 

 

Terang, terang, terang, berpijar harapan, bersamamu….


Terang, Berpijar Harapan adalah lagu ketiga di album ini yang juga lagu asli DDHEAR yang baru dibuat. Secara terperinci Endah menjabarkan tentang lagu ini di blog DDHEAR. Yang saya suka di akhir lagu ini ada sorak riang dari DDHEAR yang telah menyelesaikan rekaman. Suara paling jelas tentu vokal Endah yang terdengar excited dengan lagu ini.

And i stare at the moon and hope we’ll meet there, hope we’ll me there….

Sebagai penutup, ada 1 lagu dari Endah n Rhesa yang diaransemen ulang oleh Dialog Dini Hari, yaitu Wish You Were Here (dari album Look What We’ve Found – 2010). Hasil aransemen dari lagu ini menjadi lebih kaya dan megah dengan adanya sentuhan drum dan piano. Entah kenapa waktu Mas Dadang nyanyi lagu ini berasa lebih tragis dibanding Mba Endah. Terus saya kepikirannya kok kayak cowo nungguin pasangannya yang lagi mengejar mimpi gitu jadi long distance relationship. Duh lagu ini menunjukkan rindu mendalam. Romantis puitis.

 

Secara keseluruhan, mendengar dua musisi folk pop ini berkolaborasi sangat menyenangkan telinga saya (Apa ya istilahnya sekarang…hmm eargasm?). Apalagi vokal Mba Endah dan Mas Dadang yang memang tipe ‘menenangkan’ mendukung lagu dengan lirik ‘sentimental puitis’ di album ini. Walaupun begitu, liriknya juga memberi semangat dan didukung oleh musik yang juga penuh semangat. Suara senar gitar yang berpadu dengan bas disertai dentuman drum yang penuh dengan kelincahan rasanya mengajak saya ingin berlari. Tipikal lagu-lagunya mirip, awalnya cukup tenang, lalu penuh semangat membara, lalu ada ketenangan lagi. Persis seperti hidup, ketika muncul ide malu-malu, harus dibakar dan dipacu agar makin semangat, lalu kalau sudah selesai entah itu gagal atau berhasil, marilah kita tutup dengan damai. Hehehe.  Namanya kolaborasi pasti ya ada yang harus disatukan apalagi pemain bas ada di masing-masing grup. Saya senang sekali mendengar duo folk pop ini berpadu.

img_0394

Saat mendengar album ini rasanya enak di sore-sore menuju senja (loh kok kayak Payung Teduh). Tapi di kantor, di mobil, di manapun juga enak kok di dengar. Mungkin karena suasana folknya dan rekaman di Bali bikin saya jadi pingin liburan (ngga nyambung oi!). Apalah saya ini hanya mendengar musik dan mencoba membagi pendapat saja, siapa tau ada yang tertarik membeli dan mendengarkan album ini. Intinya, saya tidak menyesal membeli album fisik ini sebagai koleksi saya. Siapa tau nanti punya perpus cafe saya puterin album ini biar betah pengunjungnya. Biar semangat juga. Hahaha.

Sayangnya, kolaborasi 15 bulan dari dua grup ini harus berakhir ( bisa di baca di blog DDHEAR berikut ) . Rasanya sedih deh. Saya yang tidak pernah menonton mereka secara langsung tapi mendengar album ini rasanya melihat keakraban yang begitu kuat antara DDH dan EAR. Bisa jadi karena baca blog DDHEAR juga. Duh, kok mellow sayanya. Semoga mereka tetap berkarya dengan baik di manapun dengan siapapun.

 

image566560