Mengenal Kartu Pos sampai Keliling Dunia!!!

Sebagai generasi 90-an, kartu pos mungkin bukan barang baru. Namun, bagi anak-anak jaman sekarang yang dikelilingi dengan internet serba cepat, mungkin mendengar kartu pos pun belum pernah.


Komunitas Kompasianer Palembang dan Playdate Palembang pun berinisiatif untuk mengenalkan kembali kartu pos kepada masyarakat.

Bukan tanpa sebab kedua komunitas ini memilih kartu pos. Anggapan bahwa kartu pos banyak ditinggalkan orang adalah anggapan yang salah. Nyatanya, komunitas postcrosser (orang yang kerap mengirim atau bertukar kartu pos) masih aktif hingga saat ini.

Salah satu postcrosser aktif di Palembang adalah Kak Haryadi Yansyah atau OmNduut. Minggu, 24 Februari lalu, OmNduut hadir sebagai pembicara untuk mengenalkan kartu pos kepada anak-anak pagi itu di area Go-Food Festival Palembang Indah Mall.

Bermain Pesan Berantai dan Menjadi Traveller

Sebuah lintasan permainan ular tangga raksasa dibentangkan untuk menemani anak-anak yang telah hadir sebelum acara dimulai. Anak-anak pun bisa senang bermain dan menunggu jadi tak terasa. Acara ini dimulai sekitar pukul 10 dengan sambutan dari Umi Lya dari Playdate Palembang.

https://photos.app.goo.gl/mBNgpCb19JtabFwZA

Umi Lya terlebih dahulu mengajak Bunda Tika, Om Nduut, Ibu Inyun (iya…itu saya), dan para peserta yang hadir untuk bermain menyampaikan pesan berantai. Intinya dari permainan adalah bahwa seringkali dalam menyampaikan pesan dari pengirim sampai penerima bisa terjadi perubahan.

Maka dari itu, ketika menerima pesan, meyakinkan maksud dan tujuan serta mengecek kembali kebenaran pesan adalah hal yang harus dilakukan. Kalau untuk orang tua, ini sekaligus sebagai pengingat untuk lebih waspada terhadap hoax.

Setelah bermain, Om Nduut mulai mengajak anak-anak untuk melihat salah seorang traveller yang berkeliling dunia, mulai dari persiapan hingga apa yang dilihat orang tersebut keliling dunia.

Berpergian keliling dunia bisa membuka wawasan, bertemu banyak orang baru, melihat hal baru, melihat alam mulai pantai, laut, gurun, bebatuan, gunung, dll. Anak-anak yang terpukau dengan video tersebut pun didorong semangatnya untuk bisa keliling dunia. Banyak pula profesi yang mendukung untuk melakukan hal tersebut, seperti pilot, awak kapal, wartawan, fotografer, dsb.

Mengenal Kartu Pos bersama Om Nduut

https://photos.app.goo.gl/Rkc5fRDJiE4UocjaA

Om Nduut pun mulai bercerita tentang kartu pos. Waktu kecil, ia kerap membaca majalah Bobo. Bagi pembaca Bobo tentu tahu bahwa majalah itu kerap memberi bonus, salah satunya adalah kartu pos.

Sejak itulah ia mulai menggemari kartu pos. Bahkan, kartu pos bergambar keluarga kerajaan Inggris (Lady Diana, Prince William, dan Prince Harry) masih ada dalam salah satu map koleksi kartu pos Om Nduut.

Kartu pos sendiri sebenarnya adalah kertas tebal atau karton tipis berbentuk persegi panjang yang digunakan untuk menulis dan pengiriman tanpa amplop dengan harga yang lebih murah dari surat. Jadi, kartu pos juga bisa digunakan untuk berkirim kabar dengan orang lain juga seperti surat. Tapi kartu pos juga bisa menjadi kenang-kenangan ketika kita berkunjung ke luar negeri. Semacam oleh-oleh lah.

Cara Mengirim Kartu Pos

Mengirim kartu pos gak susah kok. Kartu pos itu bisa didapatkan di beberapa toko buku (seperti Gramedia, Books & Beyond, Periplus) atau di tempat-tempat wisata. Kalau pun gak mau beli, kita juga bisa membuat atau mencetak kartu pos sendiri.

Setelah itu, kita bisa menempelkan perangko di kartu pos. Perangko ini penting, karena melakukan pengiriman kan perlu biaya alias uang. Nah, perangko ini merupakan semacam alat pembayaran untuk penggunaan jasa layanan kantor pos.

Tempelkan perangko sesuai dengan tujuan pengiriman. Kalo gak nempelin perangko, kartu pos kita gak bakal nyampe. Jadi jangan sampai lupa ya.

Tarif Pengiriman Perangko (Berkirim Kartu Pos / Surat s.d 20 gram) :

Dalam Negeri Rp 3.000,-
Asia Pasifik Zona I & II (Seluruh negara di ASIA) Rp 6.000,-
Asia Pasifik Zona III (AUSTRALIA, OCEANIA)

Eropa

Afrika

Rp 7.000,-
Amerika Rp 8.000,-

Perangko sudah ditempel, selanjutnya kita bisa menulis pesan. Kartu pos terdiri dari dua sisi. Sisi pertama berupa gambar dan sisi lainnya adalah tempat kita menempelkan perangko, menulis alamat, dan menulis pesan. Karena kartu pos bisa digunakan untuk berkirim kabar, kita bisa bebas menuliskan pesan kepada orang yang dituju.

Lalu, kita juga harus menuliskan alamat tujuan ke mana kartu pos akan dikirimkan. Oh iya, tujuan harus lengkap ya mulai dari nama penerima, alamat tujuan (terdiri dari nama jalan, nama bangunan, nomor unit, rt/rw, kecamatan, kota, dan kode pos). Kode pos adalah angka yang mempermudah proses pemilahan surat atau pengiriman surat.

Kartu pos sudah siap, saatnya datang ke kantor pos untuk mengirimkannya.

https://photos.app.goo.gl/HyWDeyEGShcUKxRg7

Apa asyiknya sih berkirim kartu pos?

Kalau saya sendiri yang pernah mendapatkan kartu pos unik tentu senang karena bisa mendapat kartu pos yang unik dari Jepang. Tapi tentu bertanya-tanya, kenapa ya masih ada yang melakukan kegiatan bertukar kartu pos sampai saat ini? Om Nduut bercerita bahwa dari kartu pos, ia menemukan banyak keseruan antara lain:

  • Mendapatkan banyak teman baru

    Kita bisa mempunyai banyak teman dari kartu pos. Ada kok komunitas kartu pos baik di Indonesia maupun seluruh dunia. Untuk berkirim kartu pos pertama kali, kita bisa mencari alamat postcrosser lain melalui web postcrossing.com. Bisa jadi setelah memulai bertukar kartu pos lama-lama kita menjadi teman.

  • Dapat mengoleksi tema yang disukai

    Tentunya kita punya kegemaran tersendiri. Ada yang suka geografi, keunikan negara, tokoh kartun atau tokoh dunia, bunga dan tumbuhan, dan sebagainya. Kita bisa mengoleksi kartu pos dengan tema yang disukai.

https://photos.app.goo.gl/u91HMUeChNASshHY7

  • Menambah wawasan

    Dari kartu pos, kita bisa tahu banyak pengetahuan baru. Kartu pos ada yang mengambarkan ikon suatu negara. Kita pun jadi tahu bentuk Menara Eiffel di Paris misalnya atau hewan-hewan yang ada di Australia ketika menerima kartu pos dari Australia. Banyak hal baru yang bisa didapat ketika menerima kartu pos.

  • Meningkatkan kreatifitas

    Nah, ada pula orang yang gemar mengirimkan kartu pos namun membuat sendiri. Dengan membuat kartu pos sendiri, kita bisa mengasah kreatifitas. Mau menggambar, menempel, atau apapun bisa di atas selembar kartu pos.

  • Mengasah kemampuan bahasa asing

    Nah, kartu pos kan bisa digunakan untuk berkirim pesan. Kalau kita mendapat kartu pos dari negara lain, tentu kita ingin bisa membaca pesannya kan? Itulah pentingnya belajar bahasa asing. Begitu pula kalau  ingin mengirim pesan ke orang lain di luar negeri, kita kan berusaha untuk mengirim dengan bahasa yang mudah dimengerti mereka (paling tidak Bahasa Inggris). Dengan begitu kita juga jadi belajar bahasa asing kan?

Anak-anak pun bisa melihat beragam kartu pos yang dikoleksi Om Nduut. Ada dua atau tiga map besar kartu pos dari 165 negara yang telah disusun rapi. Ada pula kartu pos yang unik seperti kartu pos 5D bergambar hewan, kartu pos berbentuk kepala Detektif Conan, dan lainnya. Selain mengoleksi kartu pos, kita juga bisa mengoleksi perangko.

Menghias Kartu Pos dan Mengirim Kartu Pos

Seperti yang sudah dibilang sebelumnya bahwa kita bisa membuat kartu pos sendiri, anak-anak pun diajak berkreasi dari selembar kartu pos polos yang telah disediakan. Anak-anak bisa menulis, melukis, atau menempel sticker maupun gliter di kartu pos.

https://photos.app.goo.gl/BGKLFmMGohEGjXyj6

https://photos.app.goo.gl/r2Z9dtSVrtQVEKxm7

https://photos.app.goo.gl/snQUGBMGCE11tGbH6

Selanjutnya, panitia juga membagikan kartu pos dengan tema Palembang kepada peserta yang hadir ditambah perangko prisma Rp 3.000,- bergambar logo Kompasianer Palembang.

Sebelumnya, para orang tua diminta menuliskan alamat anak dan saling bertukar dengan alamat anak lainnya. Nantinya anak-anak diminta mengirimkan kartu pos melalui kantor pos. Saya sendiri belum mengajak Mahira karena memang rencananya hari Sabtu baru ke kantor pos sekaligus ke calon sekolahnya si anak.

Semoga banyak anak yang semakin tertarik dengan kartu pos dan ada event-event lain dari Kompasianer Palembang & Playdate Palembang.

Untuk info tentang Kompasianer Palembang bisa dicek melalui IG Kompasianer Palembang dan info kegiatan playdate Palembang juga bisa di cek di IG Playdate Palembang.

Mengenal Kartu Pos Bersama Playdate Palembang

Mengingat Kembali Kalau “Ngeblog Itu Asyik”

Ketika long weekend ga ada acara jalan-jalan ke luar kota, maka carilah acara di dalam kota 🙂 

Kompasianer Palembang

Berkah rencana jalan-jalan yang masih ga jelas dan berakhir batal adalah bisa ikutan acara lain yang memang pengen diikutin. Kebetulan nenek bisa jagain sampai sore, dapat izin buat pergi, maka jadilah saya bisa datang ke acara seminar tentang blog, Ngeblog Itu Asyik hari Sabtu kemarin. Acara ini diadakan oleh Kompasianer Palembang di Stisipol Chandradimuka Palembang. Empat blogger yang sudah mumpuni hadir sebagai pembicara, yaitu Koh Deddy Huang, Mba Katerina , Om Nduut Haryadi Yansyah, dan Mba Ira Hairida.

Ketika datang di kampus, saya sempat bingung sih, di mana ya acaranya diadakan. Akhirnya tanya panitia via whatsapp sambil keliling-keliling sendiri dan ketemu ruangannya. Sampai di ruangan banyak manusia bertampang muda sudah menempati kursi. Berasa udah tua dateng ke acara di kampus yang banyak mahasiswa mudanya. Hehe. Untung ngeliat pembicara (Koh Deddy) dan ada teman blogger lain (Mba Ardiba) yang memang sudah pernah ketemu di event sebelumnya, jadi ga ngerasa sendirian banget.

Acara dimulai lewat sedikit dari jadwal yang ditentukan dipandu oleh Bu Anita sebagai MC dan Bu Elly sebagai moderator acara. Sharing pertama dari Koh Deddy tentang cerita menuliskan kisah-kisah perjalanannya yang membuat traveling lebih hidup. Lalu mba Katerina melanjutkan bercerita tentang pengalamannya menulis mulai dari blog, lalu merambah ke media cetak. Om Nduut mengisahkan tentang pengalamannya sebagai blogger yang bisa mengikuti berbagai event lomba dan undangan sebagai blogger bahkan sampai luar negeri. Terakhir, mba Ira bercerita tentang Fam Trip dan bagaimana seorang Digital Marketer (saat ini mba Ira membantu Dinas Pariwisata Sumsel) menyeleksi blogger dalam Fam Trip.

Ikut acara begini, selain belajar, ketemu sama blogger lain (urusan kenalan saya masih malu saking malunya tutup mata di foto *makasih Koh dan ijin ambil foto dari facebooknya) dan merasa remah rempeyek di ujung kaleng Kong Huan), juga self reminder dan motivasi tentang apa yang saya lakuin belakangan ini.

Acara ini menjadi reminder kalau kita ngeblog itu ya karena emang kita suka menulis, karena emang kita suka bercerita, dan ingin tulisan kita bermanfaat bagi orang lain. Ketika kita nulis alay marah-marah curhatan sekarepe wae ya emang wajar, mereka pun pernah mengalami fase itu dan akhirnya menulis tentang hal-hal yang bermanfaat. Saya sempat penasaran sih, pernah ikut acara yang MC nya nanya, “biasa di blog nulis apa sih?” dan kebetulan para pembicara banyak bercerita tentang travel, apakah saat memulai lagi itu langsung fokus ke satu bidang atau banyak bidang. Belum lagi sekarang kadang kalau isi form daftar acara untuk blogger ada pilihan tulisan di blog tentang apa. Inti jawabannya sih, jangan mengkotak-kotakkan lah mau travel blogger, beauty blogger, atau apapun itu. Ga ada salah dan benarnya juga tulisan yang kita tulis mau khusus atau ngga. Kalau emang kebiasaan nulis tentang catatan perjalanan dan mau review gadget, boleh aja nulis review gadget yang dipakai di perjalanan atau sesekali nulis tentang keluarga juga gapapa.

Saya diingatkan lagi tentang menulis agar lebih bermanfaat untuk orang. Ingat kalau “everything posted online is there forever“, jadi kurang-kuranginlah postingan kurang penting. Jadi ingat, dulu awal nge-blog jaman kuliah karena lagi tertarik di satu bidang jadi ngeblog tentang hal itu aja, lagi belajar bahasa Prancis bikin blog lain tentang bahasa Prancis (eh Posterousnya ilang dan lupa dimana haha). Jangan menulis atau ngeblog karena mengharapkan sesuatu. Kalau dapat undangan, uang, produk ya itu bonus. Menulislah yang bermanfaat dan dari hati. Ini bener sih, kadang emang rejeki ga ada yang duga. Keinget pernah nulis tentang Sushi waktu kuliah di Bandung dan ternyata nampang di DetikFood awalnya ya karena ada seminar di kampus yang salah satu pembicaranya adik tingkat yang rajin menulis di Kompasiana dan memang sudah banyak artikel, termotivasi dan kebetulan ada lomba, eh kepilih dan hadiahnya voucher makan di suatu hotel di Jakarta. Ga nyangka. Di akhir tahun lalu menulis tentang Happy Diapers, yang mana niatnya banyak yang pake link referral code dari saya dan saya dapat gratis 1 box dari 5 orang yang pakai link saya, eh ga disangka selain 8-9 box diapers datang karena link referral datang juga 20 box diapers lain yang ga tau dari mana asal muasalnya. Lumayan kan ngehemat buat 4 bulan.

Personal Branding, Blogwalking, Networking itu penting. Nah bagian ini nih yang agak susah. Mulai kenalan, cerita dan lain-lain itu masih agak susah kalau ga kenal betul. Kalo online ya kita bisa komen apapun tapi pas ketemu diem melempem ya sama aja. Ini mah saya banget. Blogwalking juga kadang iya kadang engga karena bingung mau ke jalan-jalan ke blog mana. Tapi yang jadi catatan sih, kalau pas baca blog orang ya tinggalin aja komen baik dan alamat blog kita. Urusan didatengin balik atau ngga ya itu belakangan. Ikut event blog buat ketemu blogger lain (kopi darat alias kopdar) juga ga ada salahnya. Dua kali ikut event sih semuanya karena liat ada postingan blogger lain dan berujung daftar eh rupanya bisa ikutan dan akhirnya ketemu blogger lain dan bisa nambah networking deh. Selain itu, dapat materi juga buat nulis hehehe. Tapi ikut event buat sekedar eksis ga boleh jadi tujuan banget ya. Balik lagi, di balik semua itu ada tanggung jawab buat menulis tentang event yang diikutin.

Secara bertahap, para blogger ini juga mengembangkan diri dan terus berusaha meningkatkan kualitas blognya, mulai dari tulisan yang semakin kaya rasa dan foto-foto yang komposisinya semakin bagus. Ikutan lomba atau menjajal tulisan untuk dibawa ke media cetak bisa menjadi pacuan buat memperbaiki kualitas isi tulisan kita. Ini note banget, jangan ngeharap menang, tapi menulislah dari hati, menang kalah urusan belakangan yang penting kita puas akan tulisan kita. Oh ya, jangan males juga. Jadi inget rencana nulis tentang buku juga belum terlaksana, bikin agenda nulis supaya ‘dipaksa’ juga belum dilakuin. Gaya menulis, rencana posting, kebiasaan balik lagi ke diri masing-masing. Kalau emang segala sesuatu harus dicatat ya buatlah catatan, kalau memang tipe pengingat dan bakal ingat ketika akan posting ya boleh langsung nulis juga, atau cara lainnya sih memandang foto lalu mulai menulis deh.

Sayangnya saya ga ikut acara sampai habis sih. Ingat waktu ingat anak di rumah karena yang jaga rencana dijemput jam 5. Tapi banyak pelajaran yang bisa diambil dan jadi pengingat, penyemangat buat rajin menulis dan menulis yang bermanfaat dan tentu saja motivasi untuk belajar supaya lebih baik lagi. Semoga ada acara lain tentang blog atau sekedar kumpul-kumpul sharing bermanfaat bahagia ceria lagi. Eh omong-omong komunitas blogger palembang selain Kompasianer Palembang ada ga ya? Dulu awal pindah Palembang liat WongKito.Net tapi ga ngerti mau joinnya gimana. hehehe.