The Alana Hotel Yogyakarta yang Menentramkan Hati

Beberapa waktu lalu, aku mendapatkan undangan untuk mengikuti acara Temu Bunda SGM Eksplor 2018. Setelah dikabari panitia terkait jadwal, aku mendapat info dari teman-teman lainnya yang sama-sama bergabung di grup whatsapp unofficialnya bahwa para undangan yang menjadi Mombassador akan menginap di Alana Hotel.

 

Langsung dong, kepo banget sebelum berangkat dan wow, bintang 4!

 

Sebelumnya aku yakin untuk undangan seperti ini, panitia pasti gak akan main-main, mengingat di acara Mombassador batch sebelumnya pun, fasilitasnya oke punya. Kok tau? Ya baca di blog mombassador yang lain dong. Hehehe. Maka dari itu, aku selo-selo aja urusan penginapan. Gak terlalu penasaran bakal nginep di mana. Cuma begitu dapat info, teteup yeuh, kepo to the max!

Maafkan kenorakanku, jarang-jarang dapat undangan berkah blogger, baru dari Tim Komunikasi Presiden aja di bulan Desember 2017 dan Februari 2018, itupun gak bisa menginap karena kebetulan di Jakarta bisa PP (ninggal anak kelamaan itu berat, Dilan). Lalu sama dari SGM Eksplor ini di bulan Maret. Hayo, siapa mau ngundang lagi, yang lamaan dan jauhan ya hehehe *senyum lebar tiga jari*

***

Hujan deras yang mengguyur kota Yogyakarta mengiringi kami menuju Hotel Alana Yogyakarta. Sebuah patokan yang jelas di mana Hotel Alana berada adalah Monumen Yogya Kembali (Monjali) dengan taman lampionnya di malam hari. Dari simpang Monjali ke Hotel Alana jaraknya sekitar 2 km atau sekitar 10 menit.

Sebuah bangunan tinggi dan megah bertuliskan M.I.C.C (yang ternyata Mataram International Convention Center) mulai tampak saat bis memasuki komplek tersebut. Rupanya, The Alana Yogyakarta berada di komplek Mataram City, Yogyakarta. Selain hotel, ada pula apartemen, citywalk, serta convention center bertaraf internasional di komplek ini. Wah, berasa mewahnya.

The Alana masuk dalam jaringan Archipelago Internasional, grup yang sama dengan hotel Aston dan Fave. The Alana Yogyakarta merupakan hotel Alana kedua di Indonesia setelah Alana Surabaya beroperasi di tahun 2013. Dua tahun kemudian, giliran Alana Yogyakarta yang resmi beroperasi dengan konsep convention center.

https://photos.app.goo.gl/v6WdoN8NahWbHTzv1

https://photos.app.goo.gl/DdAv5JlS5X0UoJo33

Jujur saja aku sempat bingung, ini resepsionisnya sebelah mana sih. Karena rombongan bis kami diturunkan dan masuk melalui citywalk. Saat itu area citywalk dipersiapkan untuk acara welcome dinner bagi Mombassador. Ternyata, kami harus menggunakan elevator dulu untuk ke lobby. Namanya rombongan di bis banyak orang sementara elevator yang ke lobby (saat itu) hanya diarahkan ke 1 saja, kami pun mengantri. Terus aku juga mulai disorientasi arah saat keluar, ini hotel menghadap kemana sih. Norak ya?

 

Welcome Drink

Para rombongan berkaos merah mulai ramai di lobby dan bertumpuk saling bertanya nomor kamar yang akan ditempatinya. Oh iya, sepertinya karena kami rombongan, pihak Alana Hotel sudah menyediakan resepsionis khusus untuk kami. Sambil menunggu giliran, aku pun mengambil segelas minuman, welcome drink harates. Sebuah sari apel dingin dengan rasa manis asam segar. Ah, bikin mata melek lagi.

 

Elevator / Lift

Ternyata aku mendapat kamar nomor 702. Aku bergegas mencari lift. Untuk sistem keamanan sendiri, Alana Hotel bisa dibilang menjaga sekali. Setiap kartu (yang berfungsi sebagai kunci kamar) harus dimasukkan terlebih dahulu ke mesin pembaca. Beberapa ada yang menggunakan sistem tempel, tapi di lift Alana agak tricky, kartu akses harus dimasukkan dan langsung dikeluarkan lagi dengan cepat di mesin agar secara otomatis lift bergerak ke lantai kamar kita. Duh lupa ga foto, hahaha. Agak tricky-nya karena beberapa kali aku terlalu lama memasukkan kartu ke dalam mesin akses tersebut dan jadinya gak kebaca itu kartu. Kudu cepet gitu sret-sret. *Halah* Secara jumlah sih, memadai ada 3 lift. Rasanya cukup untuk jumlah kamar 200-an yang ada di hotel ini.

 

Room

Kami mendapatkan kamar dengan tipe deluxe. Jadi, rombongan kami tersebar mulai lantai 2-15, lantainya kamar deluxe dengan total kamar tipe ini sebanyak 219 kamar. Untuk tipe kamar executive berada di lantai 16-18.

Beneran sore itu, aku disorientasi arah banget, harusnya belok kiri malah belok kanan nyari kamar. Padahal petunjuk udah jelas tapi rasanya sore itu aku nge-blank. Begitu memasuki ruangan, wah udah ada orang sebagai teman sekamarku. Hai hai siapa dia?

Kesan pertama yang kurasakan ketika memasuki kamar Deluxe The Alana adalah ‘Wah luasnya lumayan‘. Jadi keinget sama Hotel Aston Balikpapan yang tipe superiornya aja luas banget. Karena 1 kamar berbagi untuk 2 orang, pihak panitia memilihkan bed dengan tipe twin. Luas ruangan sekitar 32sqm pun masih terasa lega buat bongkar-bongkar koper. Kalaupun mau nambah extrabed, rasanya juga masih muat.

https://photos.app.goo.gl/i24FzSvkRPZgpNoV2

https://photos.app.goo.gl/Ixn8lGlhIEUp2TWu1

Untuk kenyamanan, aku merasa hotel ini agak sedikit jauh dari ramainya kota (Malioboro) sehingga tidak terlalu berisik dari luar. Ruangan pun cukup kedap suara sehingga kalau kamar tetangga berisik gak kedengeran. Kasurnya empuk, jangan ditanya merek apa karena aku ga ngintip. Yang jelas di pagi hari sekitar jam 5, entah request dari panitia atau memang sudah aturannya, semacam ada wake up call. Hihihi, seneng sih, suka kebangun trus molor lagi soalnya kalau di hotel saking udah nempel di kasur. Kalau ada telepon berdering gitu kan mau ga mau bakal bangun.

Sementara itu, tentu saja aku sudah lirik-lirik ke pojokan. Ada sofa rupanya, bisa untuk tiduran juga. Selain itu ada juga kulkas dengan isi berbagai minuman manis yang ternyata free. Selain itu ada juga piatos dan pop-mie mini. Urusan minibar gratis memang tak ada lawan, pasti bikin perutku senang. Poin plus lagi buat The Alana.

https://photos.app.goo.gl/vkfYKx7dXw7IflYQ2

https://photos.app.goo.gl/Mlvympk7vJ6kSJiF2

Oh iya, suasana kamar ini terasa modern dengan tetap ada sentuhan yang entah bagaimana mengeluarkan sensasi nuansa Jawa yang agung. Fasilitas lain yang terdapat di kamar ini adalah TV LCD 42 inch, telepon, fasilitas teh & kopi serta pemanas air, dan safety deposit box. Lengkap ya. Tak lupa, 2 botol air mineral juga disediakan.

Oh iya, pemanas air-nya (untuk membuat teh dan kopi) juga agak tricky, jadi semacam tombol on/off di ketel tersebut harus dipencet terus untuk memanaskan airnya. Beberapa teman mengira water heater ini tidak berfungsi walau sudah dicolok dan merasa sudah menekan tombol on. Pas aku coba, ternyata abis ditekan tombolnya balik off, alias harus ditahan supaya nyala.

https://photos.app.goo.gl/lwjzlliaICr2B1Ny2

 

Bath Room

Aku pun berkeliling mulai kamar mandi dan mendapatkan kesan kamar mandi yang luas juga. Gak ada bathtub gak masalah sih, lah wong mandi ya mandi aja, lagian pergi ga sama pasangan. Lha emang kalau sama pasangan kenapa? Hahaha.

https://photos.app.goo.gl/RHAQMjpEz8DXemzU2

https://photos.app.goo.gl/15ScEisPzNFxhd5z1

https://photos.app.goo.gl/A7E5c1KxBaw2eib92

Jadi kamar mandinya dilengkapi dengan shower. Handukpun lengkap diberi 2 buah. Bath amenities pun cukup lengkap ada shower gel, shampoo, 2 sikat gigi, alat cukur, sisir, soap, dan hairdryer. Duh, bahagianya kalau nemu hair dryer di hotel, bikin jadi pengen keramas air hangat terus.

Namun, entah aku yang kurang cakap mengoperasikannya, rasanya sih emang normal aja nariknya lurus gitu, ga ada condong kanan ke kiri keran untuk showernya, tapi airnya perasaan hangat terus deh. Lumayan, bikin pegel-pegel ilang sih tapi walau kaget di awal.

 

Restaurant

Di malam pertama, aku sempat mencicip beberapa makanan saat acara welcome dinner. Saking laparnya, aku gak sempat moto makanan saat welcome dinner, tapi semua enak. Ya memang kamusku cuma ada enak dan enak banget sih. Pelayanannya pun sigap.

Sekitar jam 6 pagi aku menuju Andrawina Restaurant yang berada di lantai lobby. Sarapan dimulai pukul 6 pagi. Sekilas terlihat area restaurant ini kecil, namun ternyata cukup besar juga restaurant ini. Apalagi, kita juga bisa menyantap makanan di area luar.

https://photos.app.goo.gl/KcbxqXRyDtO07yVI2

https://photos.app.goo.gl/btShx1Ki8NIDM2gC2

https://photos.app.goo.gl/8kkTvyEe66734DTt1

https://photos.app.goo.gl/NWeJgs3L8jGCLfqk1

https://photos.app.goo.gl/uJg1ip6hwXPvf8uS2

Secara umum, terdapat menu Asia dan Western. Varian salad sangat lengkap menurutku. Sereal pun ada. Berbagai macam minuman mulai susu, mineral water, air kelapa, aneka sari buah, infused water, teh, kopi, hingga wedang jahe pun ada. Satu pojokan lain yang aku suka adalah pojok nasi kuning lengkap dengan pilihan aneka lauk dan sayur, ditambah ada gendongan jamunya pula. Pas banget kangen sama nasi kuning dan pengen jamu biar rapet wangi singset selalu. Ahsyik.

Beberapa acara juga dilakukan di hotel, tepatnya menggunakan area meeting room. Untuk makanannya, baik saat coffe break maupun gala dinner, lagi-lagi terasa menggoyang lidah dan membuatku ingin menambah lagi dan lagi. Tapi aku sadar diri, tak ingin angka di timbangan melesat terus atau jarum bergerak ke kanan selalu.

Fasilitas lainnya

Fasilitas lain di The Alana cukup lengkap, meeting room bisa menampung 200 orang lebih dan bisa juga diubah menjadi 2 ruangan kecil. Sementara itu ruangan ball room untukĀ Ā gala dinner pun terasa luas dan megah. Cocok kalau mau bikin acara di sini. Oh iya, kalau ga salah setelah acara kami, ada Tulus juga di acara BPD Yogyakarta.

https://photos.app.goo.gl/BzopjVDxpEufXXly2

https://photos.app.goo.gl/HGjSNif4G6Vd35yt2

https://photos.app.goo.gl/9wqPpSTdlbRfv7h73

Hotel yang ramah anak juga bisa diberikan ke The Alana mengingat ada sebuah spot terbuka yang menjadi playground untuk anak. Untuk fasilitas olahraga seperti kolam renang dan gym juga ada. Gak sempat berenang karena jadwal padat. Kalau mau bersantai, bisa juga menikmati fasilitas spa atau ngemil cantik di pizza bar.

The Alana punya spot-spot menarik untuk berfoto. Entah itu berupa latar ukiran di dinding, patung-patung, background dengan gambar wisata Yogyakarta, atau memang spot yang dibuat khusus untuk berfoto cantik. Pokoknya puas deh kalau mau foto-foto. Cuma aku emang lagi malu aja sih foto-foto. Hehehe.

Menurutku, The Alana Hotel merupakan hotel dengan paket yang lengkap baik untuk liburan bersama keluarga maupun untuk urusan bisnis. Suasananya nyaman khas Yogyakarta dan begitu menentramkan hati.

https://photos.app.goo.gl/7Nu8urxIgL9ydeVr1

Untuk info lebih lengkap tentang The Alana Hotel bisa di cek melalui
Website : The Alana Yogyakarta
Telepon : +62274- 888800
Alamat : Jalan Palagan Tentara Pelajar KM 7 Sleman Yogyakarta 55581, Indonesia
Email : yogyakartainfo@alanahotels.com
Google Maps :

Yogyakarta : Puas Makan Sate Klatak, Bakar Lemak di Hutan Pinus

Untuk beberapa orang, itenerary menjadi hal yang wajib dirancang terlebih dahulu sebelum liburan. Saya pun dulu demikian. Banyaknya arus informasi membuat memudahkan kita untuk menyusun rencana perjalanan. Tapi setelah berkeluarga, saya merasa itenerary tidaklah terlalu penting dan saklek harus dibuat. Ya, kecuali urusan tiket dan penginapan sih memang kalau bisa harus disiapkan dulu. Urusan mau ke mana saat di tempat tujuan, sekarang mengikuti alur aja.

Ini yang terjadi ketika main ke Jogja kemarin. Sebelumnya sudah baca beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi bersama keluarga. Ujung-ujungnya, ketika sampai di Jogja dan mobil rental datang untuk menjemput kami, pemilik mobil minta diantarkan ke suatu tempat. Hal-hal mendadak kayak gini dulu sering bikin saya bete, karena punya rencana a-z terus rasanya bubar atau molor aja gitu, jadi kesel. Sekarang, karena ga ada rencana, ya enak-enak aja, mas-mas rentalnya juga enak diajak ngobrol.

Mas Rental (MR) : Jadi mau ke mana mba sama masnya?
Saya (S) : Gak tau sih mas, ya kira-kira aja abis nganter mas daerah yang bisa dikunjungi mana.
MR : Kalau deket sama tempat saya ada sate klatak tuh, terus lurus terus bisa ke hutan pinus. Ke hutan pinus enaknya sih siang-siang gini, soalnya adem.

Jadilah, kami yang kelaparan setelah sampai di Jogja (padahal udah sarapan di Palembang), melipir ke daerah Imogiri, Bantul. Tempat di mana banyak penjual Sate Klatak. Pilihan kami adalah Sate Klatak Pak Pong. Pesan dari Mas Rental, Sate Klatak Pak Pong ini udah buka cabang, ke tempat yang asli aja, emang lebih kecil sih, tapi lebih enak. Katanya, mungkin karena faktor tempat yang baru lebih luas, yang dilayani lebih banyak, cita rasa masakan yang dimasak buat banyak porsi kan beda sama yang dimasak buat yang dikit-dikit. Bener juga sih, pikir kami.

Sate Klatak Pak Pong

https://photos.app.goo.gl/gqxREkDpeEyS7prb2

Sate Klatak jadi salah satu kuliner wajib saat di Jogja karena unik. Keunikan sate ini berada di tusukannya, umumnya sate ditusuk dengan tusukan sate dari bambu, namun, sate klatak menggunakan tusukan jeruji besi sepeda. Alasan penggunaannya adalah, besi merupakan penghantar panas yang baik, jadi daging bagian dalam juga akan matang.


Dengan bantuan Google Maps, kami sampai ke tempat Pak Pong. Eh, tapi kata mas rental, agak maju dikit, 100 meteran nemu di kanan jalan bangunan berwarna agak kuning, bertuliskan Sate Pak Pong. Dari luar sudah tampak semacam daging-daging yang digantung dan panggangan.

Menu yang kami pilih hanya seporsi sate, seporsi tongseng, dua porsi nasi, es teh manis panas, dan es jeruk. Lalu datanglah sepiring kecil berisi 2 tusuk sate daging kambing dan ada sedikit kuah di piring tersebut. Karena tusukannya dengan jeruji sepeda yang cukup panjang, daging kambing terlihat sedikit dan kecil. Padahal mah, kalo dirasa-rasa ya gede juga itu. Menyusul kemudian semangkuk tongseng kambing dan dua piring nasi. Yak, langsung tancap gas, cuci tangan, hajar bleh!

https://photos.app.goo.gl/brTgynrqegYihTz82

Ini perdana saya dan bojo makan sate klatak. Beda dengan sate kambing yang umumnya berbumbu kecap atau sambal kacang, sate klatak ini bumbunya ga terlalu banyak, hanya garam dan ketumbar sedikit, tapi kok bisa ya rasanya enak? Ya, mungkin karena beda sama rasa sate yang biasanya kaya, sate klatak membawa kenikmatan dalam balutan kesederhanaan.

https://photos.app.goo.gl/kBwaWHiKXMOKEXqU2

Butuh rasa yang kaya? Cicipilah kuah tongseng dan kuah yang ada di piring sate. Gurih dan nikmat. Walaupun dagingnya daging kambing, bau prengus (alias bau ga enak) yang biasa muncul dari daging kambing sama sekali ga terasa. Daging-dagingnya juga empuk. Dan finally, kangennya saya sama tongseng kebayar di Sate Klatak Pak Pong.

Di tempatnya Pak Pong ini, kita bisa duduk dengan kursi kayu berat jaman dulu yang panjang-panjang atau lesehan. Musholla, wastafel, dan kamar kecil pun tersedia. Plusnya lagi, ga bikin kantong kempes. Makan segitu dan nambah nasi seporsi lagi plus krupuk banyak, gak nyampe 100 ribu. Itu ngerasanya kenyang banget.

https://photos.app.goo.gl/YpqymbFrjPeUyl0M2

Hutan Pinus Asri Mangunan


Sudah isi perut, saatnya kita main. Kami menuju daerah Mangunan. Coba cari di Google Maps, Hutan Pinus akan banyak banget pilihannya. Akhirnya, kita ngikutin aja petunjuk arah. Hampir semua mengarah ke daerah yang sama. Ternyata memang benar, banyak banget pilihan Hutan Pinus yang bisa dikunjungi. Jalan menuju daerah ini menanjak dan agak berbelok-belok. Untuk yang pakai mobil matic, rasanya ada settingan gigi sendiri biar ga merosot. Untung bojo yang bawa, kalau saya mah, wassalam, mending ga jadi naik deh. Awalnya sih kami berprinsip, ah, nanjak aja dulu deh, sampe yang paling akhir dulu, ntar kalo ga sreg baru liat yang di bawah. Maka, sampailah kami di Hutan Pinus Asri.

https://photos.app.goo.gl/IzX2LBGQpsIcR0pJ2

Yang menarik dari daerah wisata di Jogja ini adalah adanya tempat parkir yang cukup luas ya. Jadi, ya, kerasa banget sih emang siapnya untuk menjadikan satu kawasan jadi daerah kunjungan wisata. Di dekat tempat parkir banyak semacam warung berjualan kelapa muda, minuman, mie instan, dll. Parkirnya juga murah, karcisnya bener-bener dikasih dan dicatat. Plusnya lagi, harganya murah-murah. Masuk hutan pinus aja cuma Rp 2.500,-. Untuk sewa hammock dan lainnya ya nambah bayar lah.

https://photos.app.goo.gl/ZoSjRKp3OMnDl5zr1

https://photos.app.goo.gl/azwe51EVNsdKECoU2

Sebenarnya, hutan-hutan pinus ini banyak spot di ujung-ujungnya untuk menikmati matahari dan foto-foto. Tapi bawa anak ngeri juga ya main-main ke ujung gitu, jadi ah sudahlah, kita bisa juga foto-foto di hutan pinusnya yang rasanya adem. Hutan Pinus Asri ini cukup luas, di tanah-tanahnya ada dipasang batangan pohon yang dibentuk untuk pijakan. Ada juga area yang memang dibentuk seperti bintang, love, yang sengaja dibuat untuk foto-foto. Tak lupa semacam rumah-rumahan yang ada di negeri Bikini Bottomnya Sponge Bob juga ada.

https://photos.app.goo.gl/aVsNpPb0F7znOPX02

Ngapain sih di hutan pinus? Utamanya sih foto-foto aja ya. Tempat ini bisa jadi instagramable banget. Kalau bawa anak, ya jadi ajang untuk perkenalan anak akan alam, ngenalin anak tekstur buah pinus yang baru aja ditemuin (di Palembang ga ada soalnya). Terus, karena abis makan dan area hutan pinus ini gede banget dan naik turun gitu konturnya, ya, jadi bisa juga buat olah raga alias bakar lemak. Kerasa ngos-ngosan sih keliling hutan ini.

https://photos.app.goo.gl/BcVkmLBb6ScFftye2

Kita di hutan pinus kurang lebih setengah jam aja. Terus nyoba nengok ke hutan pinus lainnya yang tadi sempat dilewatin, kayaknya sih sama aja, akhirnya batal masuk karena udah cukup ngos-ngosannya dan jadi laper lagi. Akhirnya sih, balik ke kota Jogjakarta.

Kalau mau ke daerah hutan pinus ini, mendingan jangan pas musim hujan atau pas hari hujan. Selain karena jalannya nanjak dan belok-belok, menurut saya sih bakal serem, juga karena kalau pas ke hutannya basah bakalan becek gitu kan, nempel-nempel tanah di alas kaki. Hehe.

https://photos.app.goo.gl/N8g6Xtwe4oU4iKh22


Kalau main ke Jogja, jangan lupa nyobain Sate Klatak yang unik, setelah itu bakar lemaknya dengan keliling di hutan pinus biar berasa impas gitu abis makan enak terus olah raga.

Btw, nama asli mas rental adalah Mas Rusli, no hp nya 0896-7141-6161. Monggo kalau mau ke Jogja dan ngerental mobil bisa ngehubungin beliau.

Review Hotel Ibis Styles Yogyakarta

Haloooo….

Minggu lalu saya sekeluarga main-main di Yogyakarta sebelum balik ke kampung di Purbalingga. Sekalian sih, udah lama banget ga ke Yogyakarta dan pengen ketemu sama temen SMA yang sekarang menetap di sana. Akhirnya, selama 3 hari 2 malam, kami ada di Yogyakarta deh šŸ™‚

Urusan bermalam dan tempat menginap tentunya menjadi hal yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan liburan. Kalau dulu jaman masih single konsep tidur bisa di mana aja, setelah berkeluarga ga bisa lagi. Ada pertimbangan lain seperti kenyamanan dan kebersihan, serta karena Mahira lagi senang kalau diajak berenang, ya, ada kolam renang juga menjadi nilai pertimbangan.

Seperti biasa, tugas mencari dan menyortir serta membuat plus minus terhadap sesuatu menjadi tugas saya. Dengan bantuan aplikasi Traveloka, saya sortir deh tuh hotel-hotel di Yogya yang ada kolam renangnya. List plus minus beserta harga, ngecek review dan rating, serta budget yang cocok terus diserahin ke Bojo, dia tinggal mutusin. Oh ya, kenapa saya senang pakai Traveloka, karena ada promo Flight & Hotel waktu itu, lumayan kan diskonnya, dan harga yang tertera di Traveloka itu udah termasuk harga lain-lain, jadi ya sudah total lah.

Pilihan jatuh ke Ibis Styles Yogyakarta, dari tampilannya, saya jadi ingat hotel All Seasons yang dominan warna hijau. Alasan pilih Ibis Styles, grup Ibis (Accor) sudah bisa jadi jaminan pelayanan yang ramah, ada kolam renang, reviewnya positif, ada area parkir karena kami rencana menyewa mobil, dan ada tempat main anak juga.

Kami check in, pada hari Kamis, 21 September 2017. Tanggal merah di (hampir) akhir minggu. Pastinya banyak yang ngambil cuti di hari Jum’atnya, dan terbukti sih, waktu nanya di resepsionis, hotelnya hari itu full.

Saat datang ke hotel ini, paling gampang memang lewat Jalan Malioboro, ada belokan ke kanan dengan Gapura Selamat Datang di Kawasan Wisata Dagen. Di Jalan Dagen ini memang banyak hotel-hotel dan Ibis Styles berada di paling ujung jalan. Parkiran mobil ada di basement, ga terlalu luas memang karena cuma satu lantai saja, tapi di area halaman hotel juga bisa parkir. Oh ya, kalau pas parkiran penuh, kita bisa nitipin kunci mobil ke security hotel, dan ada kartu gitu, jadi ga bakal dipanggilin ke kamar buat ngurusin mobil kita yang ngehalangin lah.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Secara pelayanan person-to-person (caelaaaah) tentu aja ya ramah-ramah, apalagi di Yogyakarta yang emang berhati nyam-nyam, eh, nyaman. Sama kayak hotel lainnya, check in bisa mulai jam 14.00, dan pas kita check ini sekitar jam 14.30 emang udah siap itu kamar dan dapat sesuai request yaitu 1 bed besar dan non smoking room. Kami pesan tipe Superior dan dapat Room 420 yang berada persis di depan lift.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Ketika masuk kamar, yang kami rasakan tidak terlalu sempit ya dengan luasan sekitar 20 m2. Warna kamar putih cerah dengan adanya rak berwarna hijau, kursi berwarna merah. Terdapat meja juga serta radio alarm merek Philips. Kamar Superior sudah dilengkapi oleh adanya brankas, serta heater air panas untuk membuat teh atau kopi. Air mineral sebagai compliment sudah dapat 2 botol ukuran sedang (600 ml). TV LCD dan kulkas mini juga tersedia.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Saat masuk, di atas bed sudah ada handuk yang dibentuk menjadi hewan. Anak jadi tertarik buat ngemainin. Untuk hotel yang bukan budget, kelengkapan tidur cukup menunjang ya, ga cuma 2 bantal, tapi ada 2 guling juga, dan 2 bantal tambahan. Malah di rak-rakan ada tambahan bantal lain satu lagi. Kasurnya? Empuk lah, jangan ditanya tapi merek apa, soalnya saya ngga ngintip.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Kamar mandi untuk yang superior adalah area dengan shower, amenities lengkap mulai dari sikat & pasta gigi, shower cap, sisir, sabun. Handuk standar dapat 2 yang besar, dan 1 yang kecil, plus keset. Di kamar sendiri untuk petunjuk kiblat ada ya. Kelengkapan lain seperti sendal, laundry bag, buku informasi tentang hotel juga disediakan.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Salah satu alasan memilih Ibis Styles ini karena ada kolam renangnya, maka mari kita coba kolam renangnya. Kolam renang ada di lantai 7, bersama Sky Bar dan Seasons Spa. Pembatas antara kolam renang untuk anak dan dewasa cukup kokoh ya, jadi rasanya insyaAllah aman. Dari lantai 7 ini, lumayan bisa liat view sekitar. Waktu malam-malam, saya dapat telpon di kamar, ternyata dari Seasons Spa, berupa welcome spa (ga cuma ada welcome drink aja) selama 10 menit. Lumayan kan tuh, dibejek-bejek badannya. Eh saya sih emang doyan urusan pijetan, spa begini. Maklum, agak jompo badannya. hehehe.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Untitled

Untuk sarapan pagi, area Colour Restaurant cukup luas dan banyak tempat duduknya. Cuma sempat numpuk di jam-jam tertentu sampai ada yang makan di area lobby. Tapi di keesokan harinya aman-aman aja rasanya. Makanan yang disajikan ada yang cita rasa lokal maupun internasional. Salad Bar baik yang buah maupun sayuran ada juga, walau menurut saya variasinya kurang banyak sih, tapi enak dan segar. Sereal dan Fresh Milk ada juga. Untuk anak bayi, disediakan juga high chair.

//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Di hari terakhir kan saya emang ga rencana ke mana-mana, jadi sambil nunggu waktu check-out, anak main di area bermain yang ada di hotel. Bukanya dari jam 08.00-12.00 dan 13.00-17.00. Cukup lengkap, ada kursi dan meja, serta bantal besar untuk duduk-duduk. Permainannya ada balok, puzzle, dan lainnya. Lumayan lah, anak bisa main.

Lobby hotel ini cukup luas dan banyak area untuk duduk santai juga. Trus model tempat duduknya unik-unik. Ada juga beberapa komputer yang bisa dipakai oleh para tamu.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Overall, tema hotel yang modern, ceria, dinamis dapat banget sih dari nuans hotel yang emang didominasi warna merah dan hijau. Pelayanannya cukup memuaskan dan ramah. Fasilitasnya lengkap dan bikin nyaman. Jadi salah satu pilihan kalau akan main ke Jogja lagi.