1 Jam Menjadi Pengantin Minang di Istana Basa Pagaruyung

Saat merencanakan dan akhirnya menikah di tahun 2015 lalu, aku dan suami sepakat tidak menggunakan adat daerah asal kami berdua (baik Jawa maupun Minang). Terlebih orang tua pun tidak memaksa, kami memilih tanpa adat tertentu. Yang penting sah, cepat selesai acara. Sama-sama gak mau ribet dan pusing sih.

Beberapa waktu lalu, kami pulang ke tempat suami di Padang, karena adik laki-lakinya akan menikah. Karena mendapatkan istri orang Minang juga, maka adat Minang akan dijalani. Kata suami, pesta adat Minang, apalagi dilakukan di rumah, bisa semalam suntuk.

https://photos.app.goo.gl/pNkf15hgNLWuZPsq5

Ternyata, melihat pasangan pengantin menggunakan pakaian adat membuat kami sirik. Hahaha, menyesal sekarang gak punya foto pasangan dengan pakaian adat. Lalu, aku teringat bahwa di Istana Pagaruyung Batusangkar bisa foto-foto dengan baju adat Minang.

Maka, pergilah kami ke Istana Pagaruyung Batusangkar demi punya foto pengantin Minang.

***

ISTANA BASA PAGARUYUNG

 

Istana Basa Pagaruyung dibangun mulai tanggal 27 Desember 1976. Istana Basa Pagaruyung adalah bangunan rumah adat Minangkabau yang berbentuk rumah gadang dan berlokasi di Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. Tempat ini menjadi tempat tinggal sekaligus pusat Kerajaan Minangkabau yang dipimpin oleh Rajo Alam atau Rajo Diraja Kerajaan Minangkabau.

Istana Besar atau Istana Agung Pagaruyung ini merupakan duplikat dari istana serupa yang pernah dibangun di Gudam namun dibakar oleh Belanda pada tahun 1804. Istana Basa Pagaruyung dibangun sebagai perwujudan akan pelestarian nilai-nilai adat, seni, budaya, serta sejarah Minangkabau. Istana ini pernah terbakar tahun 2007 lalu dibangun kembali dan diresmikan pada tahun 2012.

https://photos.app.goo.gl/DLMLjvpoTZar2ZFt7

Kompleks Istana Pagaruyung sangatlah luas, namun bangunan utama yang berbentuk rumah gadang jelas menjadi penarik perhatian. Terdapat 3 lantai, 72 tonggak, serta 11 gonjong (atap lancip) yang membentuk istana ini. Rumah Gadang Minangkabau biasanya dibangun sebagai tempat pelaksanaan adat serta dibangun berdasarkan mufakat semua anggota kaum dan atas persetujuan Penghulu Nagari dan dibiayai Suku (paruik). Istana Basa Pagaruyung tak hanya memiliki kekhasan fisik bangunan (atap bagonjong), tapi juga dilengkapi ukiran falsafah dan budaya Minangkabau.

 

Jarak Istana Pagaruyung dari pusat kota Padang adalah sekitar 100 km, sehingga diperlukan waktu kurang lebih 3 jam perjalanan untuk menuju ke lokasi wisata ini. Perjalanan menuju Pagaruyung akan melalui kota Padang Panjang dan Batusangkar. Jalur pegunungan yang berkelok yang kerap ditemui selama perjalanan darat di Sumatera Barat pun akan dilalui untuk dapat sampai ke lokasi wisata ini.

Terdapat area parkir yang luas di luar kompleks Istana Basa Pagaruyung. Cukup berjalan sekitar 50-100 meter dari area parkir ke pintu masuk komplek. Untuk masuk ke Istana Basa Pagaruyung, karcis masuknya adalah Rp 7.000,- untuk wisatawan domestik anak-anak, Rp 15.000,- untuk wisatawan domestik dewasa, serta Rp 25.000,- untuk wisatawan asing.

https://photos.app.goo.gl/MwJGufAn8nnWscWC7

Ketika masuk kompleks, kita akan disambut oleh badut-badut lucu yang tak hanya menggunakan kostum karakter kesukaan anak-anak seperti Princess Elsa, tapi juga badut dengan kostum pakaian adat Minangkabau.

Jarak dari pintu masuk ke lokasi istana lumayan bikin berkeringat dan haus, apalagi cuaca juga sangat panas. Untuk dapat menyewa baju adat khas Minang, kita bisa langsung ke lantai dasar istana. Terdapat aneka warna baju adat dengan berbagai ukuran yang bisa disewa. Di lantai dasar ini, selain terdapat jejeran pakaian adat untuk disewakan, juga tampak dua buah area kamar yang dihias layaknya pelaminan yang bisa digunakan untuk berfoto.

https://photos.app.goo.gl/aGeddj87PXp4rL9QA

Tarif untuk menyewa baju adat nasional hanya Rp 35.000,- untuk dewasa dan Rp 30.000,- untuk anak-anak. Sementara itu, terdapat pula penyewaan kostum adat daerah (VIP) dengan tariff Rp 150.000,-. Setelah memilih warna yang diinginkan, kita akan dipakaikan baju oleh ibu-ibu. Urusan dandan sebelum difoto, dandanlah sendiri agar lebih tampak cantik.

Di lantai 2 dan 3 bangunan ini menjadi tempat dipamerkannya barang-barang peninggalan kerajaan seperti keris, cincin, peralatan dapur, atau perabotan seperti tempat tidur, kursi, meja rias, lemari, dan singgasana untuk raja. Area luas di lantai 2 diatur dengan disekat-sekat layaknya sebuah kamar terbuka. Sebagai pengunjung, kita bisa melihat detil kamar yang diatur layaknya kamar kerajaan ini.

https://photos.app.goo.gl/53XiU8CyyzCnz6eN9

Untuk menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan Istana Basa Pagaruyung, pengunjung diminta tidak merokok. Apalagi mengingat bangunan yang dibuat dari kayu dan mudah terbakar. Masuk istana pun kita diminta tidak menggunakan alas kaki. Alas kaki dapat kita tinggal di tangga dengan memasukkan ke kantong-kantong plastik. Tentu lebih baik membawa kantong plastik sendiri jika tidak ingin tertukar atau bercampur dengan milik pengunjung lain. Pengunjung dapat memberi seikhlasnya sebagai tarif untuk menjaga alas kaki agar tidak hilang ke kotak yang telah disediakan.

Lantai 2 menjadi lokasi yang paling oke untuk berfoto ala pengantin Minang. Selain latar yang mendukung, ada pula properti yang boleh digunakan untuk mendukung foto-foto ala pengantin. Pastinya, berfoto ala pengantin tak hanya dilakukan di dalam istana. Kita juga bisa berfoto ala pengantin di luar istana. Aha, jadilah, kami punya foto pakai baju adat Minang layaknya pengantin baru. Padahal mah, post wedding kali ya tepatnya judulnya.

Jika tak ingin repot atau ingin mendapat foto langsung jadi selepas dari Istana Basa Pagaruyung, tak ada salahnya meminta bantuan para tukang foto yang siap membantu pengunjung mengabadikan momen di Istana Basa Pagaruyung. Harga cetak foto ukuran 12R adalah Rp 30.000,- dan ukuran 6R adalah Rp 20.000,-. File hasil foto pun boleh dicopy.

Istana Basa Pagaruyung memang menjadi obyek wisata wajib dikunjungi saat ke Sumatera Barat. Pada libur lebaran, biasanya istana ini ramai sekali. Maka, saranku, jika memang ingin sengaja berfoto (seperti kami), ada baiknya main ke Istana Pagaruyung bukan di momen liburan agar cenderung lebih sepi, bisa mendapat baju sesuai warna yang diinginkan, serta jadi tak terlalu malu jika berfoto mesra. #eh.

https://photos.app.goo.gl/9ymiaoiorFjjyyTW9

https://photos.app.goo.gl/rcXcjiJUhBX7mzzz6

Hal yang menarik di Komplek Istana Basa Pagaruyung sebenarnya tak hanya rumah gadang besar saja, ada pula Rangkiang Patah Sambilan (tempat menyimpan hasil panen padi), surau (musala), rumah tabuah (tabuh – beduk), balai rung, taman, dan lain-lain. Ada kereta yang bisa digunakan untuk berkeliling komplek besar ini.

https://photos.app.goo.gl/pJjTPsBomK1PQ3ZE7

Rasanya, konsep Istana Pagaruyung yang memfasilitasi keinginan untuk mengenal adat dari suatu daerah, bahkan berfoto dengan pakaian adat dan merasakan sensasi menjadi orang daerah tersebut layak untuk ditiru obyek wisata atau museum di daerah lain. Sekarang, tinggal mencari tempat untuk foto pakai adat Jawa.

Melakukan Perjalanan Darat Bersama Keluarga, Kenapa Engga?

Mudik alias pulang kampung menjadi hal yang rutin dilakukan oleh keluarga di Indonesia, apalagi yang merantau alias bekerja jauh dari kampung asalnya. Umumnya, mudik dilakukan dalam menyambut hari raya tertentu, seperti Lebaran atau Natalan.

Namun, keluarga kami melewatkan momen mudik lebaran tahun ini. Karena adik menikah di bulan Juli, mau tidak mau jadwal baralek kampuang alias pulang kampung kami pun mundur. Namanya juga masih kacung kampretnya perusahaan, jadi hemat jadwal cuti. Apalagi kampungku dan suami beda.

Urusan mudik, setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda. Memilih mudik naik pesawat, kereta, kapal, bus, atau kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, biasanya menyesuaikan dana yang dimiliki serta kota tujuan.

Selama mudik ke kampungku di Jawa Tengah, keluargaku selalu mix pesawat dan kereta karena memang paling nyaman dengan cara seperti itu. Namun, untuk mudik ke Padang, kami memilih melakukan perjalanan darat.

Alasan utama kami memilih cara ini adalah tak adanya jadwal pesawat langsung yang oke dari Palembang ke Padang. Awalnya sih ada di tahun 2014, Citilink buka rute Palembang-Padang langsung. Eh, tahun 2015 sudah tutup. Sekarang sih ada Wings Air, tapi tak buka setiap hari dan pengalaman banyak orang delaynya parah sampai malam. Kalau mau naik pesawat, rute yang disarankan adalah Palembang-Batam-Padang.

Selain karena terpaksa, beberapa alasan ini yang membuat kami senang melakukan perjalanan darat sekeluarga:

Melatih kekuatan fisik

Suami dan aku percaya, karena kami berdua sedari kecil sering melakukan perjalanan bersama keluarga masing-masing, ketika dewasa kami menjadi lebih kuat dan tidak mudak mabuk perjalanan. Tentu harapan kami, anak juga menjadi tak mudah mabuk dan lebih kuat dengan dilatih melakukan perjalanan jarak jauh. Syukurnya, selama ini anak tetap sehat selama perjalanan, walau kadang urusan makan jadi susah. Pun begitu juga kami sebagai orang tua, menjadi sadar kalau lebih perlu menjaga fisik agar lebih sehat dan bugar.

Mengenal tempat baru

Perjalanan darat membuat kami bisa merencanakan mengeksplorasi tempat-tempat baru. Perjalanan menuju Padang sejauh 770 km tentu melelahkan suami. Apalagi ia bersikukuh menyetir sendiri dan tak mau bergantian. Kami pun memiliki kesempatan menginap di Muara Bungo, Jambi.

Ketika merencanakan kembali ke Palembang kami memilih jalur lain. Perjalanan kami berputar via Pekanbaru, Riau. Jalur ini dipilih karena termakan dengan cerita teman-teman yang bilang jalur mudik ke Padang via Pekanbaru lebih nyaman dibanding via Jambi.

https://photos.app.goo.gl/QVWZRyxuPBGFK1kD7

Semakin jauh perjalanan kami jadi melihat hal baru seperti Kelok 9 di perjalanan menuju Riau dari Sumatera Barat, atau bangunan unik di Pekanbaru seperti Perpustakaan Daerahnya dan banyaknya Ruang Terbuka Hijau. Juga bersyukur karena masih mendapat rejeki di ‘kota’, setelah melakukan perjalanan yang banyak hutan sawit di kiri dan kanan jalan.

 

Belajar beradaptasi

Perjalanan luar kota tentu berbeda dengan perjalanan dalam kota. Apalagi, ada daerah-daerah yang mungkin bukan sebuah kota besar yang dilewati. Ada kalanya, kita butuh istirahat, buang air, atau solat. Namun, tak selamanya kamar kecil airnya bersih atau wc-nya duduk seperti di mall. Justru terkadang aku memilih mendapat wc jongkok, yang penting air kerannya mengalir.

Perjalanan seperti ini menjadi kesempatan untuk mengenalkan anak pada kondisi seperti ini, termasuk saat ia buang air besar dan hotel masih jauh sehingga terpaksa mandi di kamar mandi masjid yang airnya dingin.

Tentu kami berusaha memberinya kenyamanan, tapi tetap berharap ia juga mampu beradaptasi dan bertahan di kondisi yang mungkin kurang mengenakkan.

Menikmati Quality Time

Sebagai orang tua yang bekerja, terkadang waktu seharian bersama anak mungkin hanya bisa didapat di hari libur. Walaupun sore sampai malam hari juga biasanya bersama anak, ada kalanya kami masih merasa kurang. Perjalanan darat menjadi waktu berkualitas untuk orang tua dan anak. Kami bernyanyi bersama, bermain (walau paling menunjuk sesuatu atau tempat), bercerita, mengobrol, apalagi saat perjalanan kemarin sebisa mungkin meminimalisir penggunaan handphone.

https://photos.app.goo.gl/EqWvn831yXQyJMhm9

Lebih hemat

Perjalanan darat, apalagi dengan kendaraan pribadi, bisa dibilang lebih hemat. Wajar saat mudik lebaran banyak yang memaksa menggunakan motor sekeluarga. Kalau dibandingkan dengan naik pesawat, biaya perjalanan darat bertiga (walaupun mampir-mampir dan menginap beberapa kalih) masih lebih hemat. Ya, maafkanlah kalau kami masih jadi keluarga yang memilih kendaraan pribadi dibanding transportasi umum/massal.

Tapi, tentunya ada juga yang bikin boros, yaitu waktu. Kalaupun memang waktu liburan pendek, ya jangan dipaksakan.

Menambah bahan cerita

Melakukan perjalanan saja bisa menjadi sumber cerita. Melakukan perjalanan darat dengan durasi waktu yang biasanya lebih panjang tentu yang diceritakan bisa lebih banyak. Kami pun bisa berbagi cerita dengan teman-teman yang asalnya sama atau ingin melakukan perjalanan ke tujuan serupa tentang kondisi jalan, seperti jalanan di Jambi saat ini banyak yang sedang diperbaiki.

https://photos.app.goo.gl/JPGnyVKMw6RU6Mok7

Melakukan perjalanan dengan mendokumentasikannya juga menjadi bahan cerita kami kepada anak tentang hal yang dilihat dan dilakukannya selama perjalanan (misalnya melihat monyet dan memberi makan monyet di jalan). Kami pun senang karena kosa kata anak semakin banyak dan dia mulai bisa menceritakan hal-hal kecil seperti monyetnya dikasih makan buah semangka.

 

Akan selalu ada cerita di balik sebuah perjalanan, maka dari itu keluarga kami senang jalan-jalan. Hehehe.

 

 

Sejenak di Bukittinggi, Rugi!

Bukittinggi merupakan salah satu daerah di Sumatera Barat yang wajib dikunjungi. Kota kelahiran proklamator RI, Mohammad Hatta (Bung Hatta) ini memiliki tempat yang cukup banyak memiliki sejarah. Ikon utama yang sudah pasti menarik perhatian adalah Jam Gadang.

Saat berkunjung ke Sumatera Barat pertama kali di tahun 2015, aku berkesempatan mampir ke Bukittinggi melihat Jam Gadang serta berbelanja di Pasar Atas Bukittingi yang tak jauh lokasinya dari Jam Gadang.

Tak hanya itu, Bukittinggi juga memiliki Pasar Los Lambuang yang menjadi surga nasi kapau. Juga itik lado mudo di Ngarai Sianok. Dari booklet Atraksi Wisata Lebaran Sumatera Barat yang aku dapatkan, ada wisata dengan bendi (delman / kereta kuda) untuk mengelilingi kota.

Sejak di Palembang, sebelum berangkat mudik ke Padang, aku sama suami sudah merencanakan akan menginap di Bukittinggi. Tapi seperti biasa, kami menunda mem-fix-kan rencana karena khawatir ada perubahan kondisi yang terjadi saat di Padang. Apalagi, tujuan utama mudik adalah menghadiri pernikahan adik.

Ternyata rencana memang gagal karena perut si suami bermasalah setelah makan Sate Danguang-Danguang di Payakumbuh. Jadwal ke Bukittinggi pun meleset karena baru bisa berangkat siang hari. Kami juga punya rencana ke Istana Pagaruyung di Batusangkar. Harus ke dua daerah serta tak ada rencana menginap karena ada yang kerja keesokan harinya, membuat kami baru tiba di Bukittinggi sekitar pukul 5 sore.

Jam Gadang

Menara jam berwarna putih dengan pucuk layaknya atap khas rumah minang (atap bagonjong) menjadi salah satu pusat perhatian di Bukittinggi. Di sekitar menara jam ini terdapat taman yang cukup luas. Taman di sekitar Jam Gadang menjadi arena berkumpulnya masyarakat, ada yang berjualan makanan, mainan, bahkan jasa melukis wajah. Dari taman pula kita bisa melihat keindahan kota Bukittingi.

https://photos.app.goo.gl/gkHr4hV2v9BZ69Po6

Jam Gadang selesai dibangun pada tahun 1926. Monumen setinggi 26 meter ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada sekretaris kota, HR Rook Maker. Jika diperhatikan lebih detil, ada satu hal yang menarik dari jam ini. Penulisan angka di dalam jam ditulis dalam angka romawi, namun angka 4 yang seharusnya ditulis ‘IV’ justru ditulis dengan ‘IIII’.

Banyak yang mengibaratkan Jam Gadang ini layaknya Big Ben di Inggris. Jam Gadang dan Big Ben memiliki kesamaan yaitu penggunaan mesin manual yang dibuat di pabrik Vortmann Recklinghausen, Jerman.

Tak jauh dari taman, terdapat Pasar Atas (Ateh) yang menjual aneka kain sulaman dan bordiran khas tanah minang. Sayangnya, Pasar Atas mengalami kebakaran sekitar Oktober 2017 lalu dan kini sedang dibangun kembali. Namun, pedagang masih bisa berjualan di kios-kios sementara yang dibangun.

https://photos.app.goo.gl/dqZLCbKVhzQaome37

Lokasi Jam Gadang juga dianggap menjadi pusat dari kota Bukittinggi atau titik nol kilometer Bukittinggi. Saat datang kemarin, sedang ada truk-truk besar yang membawa barang untuk perbaikan taman Jam Gadang. Semoga kalau ada kesempatan berkunjung kembali taman ini menjadi lebih indah.

https://photos.app.goo.gl/xXfZW3LKGCYYS8ZZA

***

Setelah menikmati sore di Jam Gadang, kami ingin mencoba nasi kapau di Pasar Los Lambuang. Pasar Los Lambuang tak hanya menjual nasi kapau, tapi ragam makanan khas minang lain seperti aiaka, cindua, dan lainnya.

Los Lambuang berada juga tak jauh dari Jam Gadang. Untuk menuju ke Los Lambung, kita dapat menyusuri lorong dari Pasar Atas. Karena kondisi Pasar Atas sedang diperbaiki, kita harus masuk dari area pasar yang samping (seberang Masjid Raya Bukittinggi). Lorong panjang akan kita lalui. Sayangnya, saat itu mulai banyak toko yang tutup atau membereskan dagangannya. Aku pun tak jadi lirik-lirik kain border khas Minang.

Ada satu tangga yang menurun membawa kita ke area luas dengan kios-kios bercorak biru dan putih. Baskom besar yang biasa menjadi wadah lauk terlihat tertumpuk. Ya, saat kami datang ke Los Lambuang, para pedagang mulai memberesi dagangannya. Kami pun gagal menikmati nasi kapau.

https://photos.app.goo.gl/P1HRvBuJMSvVsDsc9

Los (Lorong) Lambuang (Lambung) memiliki makna lorong yang dapat mengisi lambung. Mungkin memang tujuannya adalah setelah kelelahan berbelanja di Pasar Atas atau Pasar Bawah (pasar yang menjual kebutuhan harian), kita mampir untuk mengisi lambung kembali agar mendapat energi.

Ngarai Sianok

Adik ipar pun mengajak kami ke Ngarai Sianok. Katanya, ada tempat enak untuk nongkrong, Rumah Pohon Abdul. Tapi harus segera karena tempat tersebut tutup pukul 20.00.

Ngarai Sianok berada di Kabupaten Agam. Menuju ke tempat tersebut diperlukan waktu sekitar 30 menit dari kota Bukittinggi. Wajar saja dibilang tutup pukul 8 malam, untuk menuju Rumah Pohon Abdul, jalan cukup kecil (muat 2 mobil) tapi berkelok-kelok dan penerangan pun minim.

Kuliner khas yang cukup terkenal di Ngarai Sianok adalah Itiak Lado Mudo. Beruntungnya menu ini juga ditawarkan di Restoran Rumah Pohon Abdul ini. Sebenarnya, restoran ini menawarkan panorama yang indah. Sayangnya, sudah terlalu gelap ketika kami datang.

https://photos.app.goo.gl/LstxmomGLnLdu9uW6

https://photos.app.goo.gl/rWQwjRN69jqaXiS97

***

Menurutku, cuma ke Bukittinggi di sore hari tanpa menginap itu jelas kurang sekali. Hanya sejenak di Bukittinggi jelas rugi, karena kota ini memiliki banyak pesona. Cobalah kalau berangkat dari pagi hari, kita bisa makan nasi kapau di Pasar Los Lambuang, lalu berbelanja di Pasar Atas untuk membeli oleh-oleh, mencoba wisata kota dengan bendi, mencari makan siang di Ngarai Sianok, lalu berkeliling kembali di kota melihat Lubang Jepang, Benteng Fort de Kock, atau Rumah Kelahiran Bung Hatta. Jika ingin bereksplorasi ke Kabupaten Agam (yang menjadi kabupaten dari daerah Ngarai Sianok) pun kita bisa melakukannya di sore hari. Ada Puncak Lawang yang menjadi lokasi untuk menikmati Danau Maninjau.

baca juga : Puncak Lawang, Danau Maninjau, dan Kelok 44

Tentu saja, Bukittinggi masuk daftar wajib untuk dikunjungi ulang kalau aku mudik ke Sumatera Barat. Tapi, sebisa mungkin hindari menghampiri Bukittinggi di akhir pekan atau libur Lebaran. Karena macetnya ga nahan. Tahun lalu kami memutuskan batal ke Bukittinggi karena kapok terkena macet yang hampir bikin semalaman di jalan.

Tetap Asyik Konsumsi Susu Kental Manis

Sekitar awal Juli lalu, whatsapp grup yang aku ikuti banyak membahas tentang Susu Kental Manis (SKM) yang katanya gak mengandung susu. Apalagi di sosial media seperti Twitter, hal itu dibuat becandaan kayak susu kental manis ga ada susunya seperti janjimu kepadaku : PALSU!

Waktu awal-awal jadi ibu, aku pernah ikut kelas untuk belajar tentang menyusui dan pentingnya ASI, pembicaranya saat itu sempat menceritakan sekilas tentang bahaya susu kental manis untuk anak.  Susu kental manis banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia mengingat harganya yang relatif lebih murah dibanding susu bubuk. Padahal, kandungan gula di susu kental manis cukup tinggi. Mengonsumsi gula secara berlebihan tentu tak baik untuk tubuh. Diabetes, obesitas, atau gigi yang rusak bisa menjadi dampak buruk susu kental manis bagi tubuh, jika dikonsumsi secara berlebihan.

Penggunaan susu kental manis yang dianjurkan adalah mencampurnya dengan bahan makanan lain, bukan dikonsumsi dengan melarutkan ke air lalu diminum layaknya mencampurkan susu bubuk ke dalam air. Jadi memang selama ini ada iklan-iklan yang menunjukkan hal tersebut sehingga ditegur dan keluarlah edaran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang ditanggapi cukup heboh oleh netizen.

Jadi, susu kental manis itu masih boleh kok dikonsumsi. Berikut ini beberapa cara mengolah susu kental manis agar tetap asyik dikonsumsi:

  1. Dijadikan campuran untuk kue

Susu kental manis disarankan untuk dicampur dengan bahan makanan lain. Salah satu proses yang sering terjadi dalam pencampuran ini adalah dalam masakan kue atau cake.

Beberapa jenis kue dan cake yang bisa dibuat dengan campuran susu kental manis antara lain adalah cotton cake, egg tart, cookies, sarikaya dan banyak lagi.

Cheese cake – sumber : pixabay

Manfaat susu kental manis lainnya dalam baking atau memasak kue atau cake adalah bisa terjaganya emulsi margarin agar tetap utuh meski dilelehkan.

  1. Dicampur sebagai topping

Campuran buah yang tak terlalu manis seperti alpukat dengan susu kental manis rasanya enak sekali. Namun terkadang kita terlalu banyak menggunakan susu kental manis bahkan ditambah gula juga. Ini yang jelas kurang baik.

Lalu, campuran buah dengan susu kental manis yang asyik bagaimana? Jadikan saja susu kental manis sebagai topping es buah, es campur, atau salad buah. Untuk salad buah, susu kental manis dapat dicampur dengan keju jadi rasa manis sedikit berkurang.

Minuman yang agak pahit seperti olahan kopi juga pas bila diberikan topping susu kental manis.

  1. Topping untuk martabak

Ini sebenarnya sudah umum. Bagi penyuka martabak manis konvensional alias isinya keju, coklat, kacang, atau jagung, tentu mengetahui kalau ada campuran susu kental  manis dalam isian martabaknya.

Susu kental manis di martabak akan mengurangi rasa asin martabak yang diperoleh dari lelehan butter dalam adonan.

Selain martabak, kue-kue basah yang cenderung asin juga cocok menggunakan susu kental manis.

Yang disarankan untuk dihindari adalah mengonsumsi susu kental manis secara langsung atau menyeduhnya dengan air lalu meminumnya. Tapi, susu kental manis tetap boleh dikonsumsi selama dicampurkan dengan bahan makanan lain dan jumlahnya tidak berlebihan.

Membuat Website Bisnis dengan Mudah

Beberapa waktu lalu saya sempat ikut pelatihan gratis Google Women Will dan Google Gapura Digital. Di Google Gapura Digital, kita diajarkan untuk lebih bisa membangun bisnis di era digital ini.

Beberapa orang mulai membangun bisnis  dengan mengawali mulai dari riset pasar, mencari nama yang sesuai dan menarik, lalu membuat social media atau toko di marketplace jika produk kita berupa barang. Tentu dalam berusaha kita tidak boleh berpuas diri, walaupun mungkin sudah stabil di zona nyaman berjualan sekarang, tak ada salahnya kalau kita menambah lini baru dalam pemasaran melalui website resmi untuk mengenalkan bisnis yang kita tawarkan.

Website untuk bisnis kita, kenapa engga?

Untuk membangun website pada zaman sekarang cenderung lebih mudah. Karena banyak penyedia layanan yang membantu dalam pembuatan website.  Walaupun begitu kalau kita ingin lebih menghemat dalam pengeluaran biaya sekaligus agar lebih membuat tampilan website yang sesuai dengan keinginan, kita bisa belajar sendiri. Salah satu yang wajib diketahui dalam membuat website sendiri adalah domain dan hosting.

Domain

Domain adalah alamat untuk website kita. Layaknya bisnis kita yang punya nama di social media maupun marketplace, ada baiknya domain untuk website disamakan dengan nama bisnis. Contoh dari domain adalah bederupbocah.com atau hostinger.co.id

Hosting

Hosting bisa diibaratkan rumah yang dimiliki. Karena domain menunjukkan alamat, tentu butuh rumah sebagai wujud alamat tersebut (website).   Hosting ini yang akan menjadi tempat kita menyimpan informasi, file, atau bahkan database (baik berupa tulisan, gambar, script, video, dll) yang ingin ditampilkan di website.

Lalu setelah mengenal domain dan hosting apa yang diperlukan?

Setelah kita memiliki calon nama yang ingin kita daftarkan sebagai domain, kita bisa mencari penyedia layanan yang menjual domain dan hosting sekaligus. Untuk bisnis, sangat disarankan memilih domain dengan akhiran .com karena umumnya lebih mudah diingat, lebih popular, pendaftaran murah, dan lebih menggambarkan website bisnis.

Setelah memiliki domain yang cocok serta tersedia, kita harus mendaftarkan nama domain ke domain registrar, contohnya Hostinger. Setelah itu kita juga bisa membeli hosting yang sesuai. Salah satu penyedia layanan hosting yang saya rekomendasikan untuk website bisnis adalah Hostinger. Pertimbangan saya antara lain adalah:

  1. Gratis Website Builder

Karena ceritanya saya ingin belajar membuat website bisnis sendiri, saya mencari layanan yang menawarkan website builder.  Jadi saya bisa belajar membuat website secara mudah karena sudah ada template website gratis dengan tampilan professional. Kita pun cukup menggunakan fitur drag & drop sehingga website bisa lebih menarik dan mudah diakses.

website builder Hostinger

Templatenya kece-kece, tinggal pilih atur-atur deh

  1. Ada Fitur Web Hosting Unlimited
    Namanya juga website bisnis, apalagi untuk mempromosikan produk yang kita tawarkan, tentu data yang ingin kita simpan dan tampilkan di website cukup banyak. Nah, adanya hosting yang unlimited tentu akan membantu kita dalam menyimpan data tersebut sehingga tetap mudah diakses publik.Web hosting unmetered & unlimited yang ditawarkan Hostinger dilengkapi dengan fitur cloud kualitas premium. Paket hosting Premium & Bisnis menawarkan SSD disk space & bandwidth unlimited. Bahkan dengan web hosting Indonesia ini, kita tak hanya bisa membuat website dengan database MySQL saja, tetapi juga akun Email dan user FTP.

    paket web hosting Hostinger

    Tuh pilihan web hosting yang ditawarkan, yang premium murah loh

  2. Harga Web Hosting yang Murah
    Tentu kita selalu ingin mengeluarkan biaya yang lebih sedikit namun bisa memberikan hasil yang besar. Hostinger termasuk dalam penyedia layanan hosting murah, tentu tidak murahan jika melihat ada 2 alasan saya sebelumnya. Bahkan, Hostinger ini menjadi pelopor penyedia layanan hosting murah di Indonesia. Harganya cukup terjangkau dengan kualitas premium bahkan ada jaminan 30 hari uang kembali.
  3. Terbaik dalam Pelayanan
    Selama empat tahun ini, pelayanan Hostinger juga terjamin kualitasnya. Secara kualitas tak perlu diragukan apa yang ada mulai dari fitur premium cloud, jaminan uptime server 99%, serta biaya resource web hosting terjangkau. Nah, secara pelayanan, tim Hostinger siap sedia selama 24 jam per hari. Jadi kalau ada pertanyaan baik sebelum membeli maupun sesudah membeli web hosting, tim Customer Successnya siap membantu.
  4. Gratis Nama Domain
    Untuk bisnis dengan domain akhiran .com (misalnya bederupbocah.com), kita perlu membayar harga domain tersebut. Namun, kalau membeli domain sekaligus hosting di Hostinger, kita bisa mendapatkannya secara gratis. Hostinger adalah registrar domain termurah yang telah terverifikasi ICANN. Lebih hemat bukan?

 

Nah, kalau sudah siap membangun website bisnis, ga ada salahnya langsung menuju Hostinger.co.id karena ada layanan hosting murah dan berkualitas di sana. Gak usah ragu sama fasilitas, fitur, dan harga yang ditawarkan.

 

 

Mengelilingi Pulau Penyengat, Pulau Bersejarah yang Kental dengan Budaya Melayu

Hai, masih ada yang ingat ga pelajaran Bahasa Indonesia dulu bagian membahas puisi atau pantun? Pernah mendengar tentang Gurindam 12?

Gurindam 12 adalah salah satu jenis puisi lama karya Raja Ali Haji, seorang ulama sekaligus pujangga yang konon menjadi pencatat pertama dasar tata bahasa Melayu. Gurindam 12 ditulis dan diselesaikan di Pulau Penyengat. Isi dari Gurindam 12 adalah nasihat dan petunjuk hidup agar diridai oleh Allah Swt.

Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mengunjungi tempat ditulisnya Gurindam 12 ini bersama Markitrip, yaitu Pulau Penyengat yang berada di Kepulauan Riau. Untuk sampai di Pulau Penyengat, akan lebih mudah jika kita datang ke ibukota Provinsi Kepulauan Riau, Tanjung Pinang yang berada di Pulau Bintan.

https://photos.app.goo.gl/T6Z915SZWQbUndPf9

Tak jauh dari Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung Pinang, terdapat area penyebrangan ke Pulau Penyengat dengan perahu pompong, sejenis perahu kecil dari kayu yang mampu memuat 10-15 orang. Tarif untuk naik pompon per orang sekitar Rp 7.000,- saja. Sekitar 15-20 menit kita akan sampai di Pulau Penyengat. Begitu turun dari pompon, beberapa bentor alias becak motor sudah terlihat siap untuk mengantarkan kita berkeliling dengan tarif Rp 30.000 – 40.000,-.

Masjid Raya Sultan Riau

Sebuah bangunan megah berwarna kuning dan corak hijau terlihat, Masjid Raya Sultan Riau menyambut kita. Menurut cerita, masjid yang dibangun pada tahun 1803 ini menggunakan material putih telur sebagai perekatnya. Terdapat 13 kubah dan 4 menara masjid yang jika dijumlahkan adalah 17, sama dengan jumlah rakaat salat setiap harinya.

https://photos.app.goo.gl/TMbXVMEqW9hFYAP79

Di dalam masjid ini, terdapat mushaf Al-Quran tulisan tangan dengan ukuran besar yang konon sudah berusia ratusan tahun. Selain itu, banyak pula kitab-kitab suci yang juga cukup tua jika dilihat dari warna kertasnya.

Tentunya, untuk memasuki area masjid ini disarankan untuk memakai pakaian yang sopan dan tertutup.

Istana Kantor

Istana Kantor adalah istana Raja Ali Yang Dipertuan Muda Riau VIII (1844-1857). Istana Kantor disebut juga Marhum Kantor. Bangunan yang dibangun pada tahun 1844 selain digunakan sebagai kediaman Raja Ali, juga digunakan sebagai kantor.

https://photos.app.goo.gl/SDChC8KvWoVWk9st5

Layaknya Masjid Raya Sultan Riau, warna dari istana yang berdiri di lahan seluas 1 hektar ini juga berwarna kuning dengan corak hijau. Walau kini tak digunakan lagi dan menjadi cagar budaya, Istana Kantor ini menunjukkan sisa kemegahan di masa lalu.

Komplek Pemakaman Tokoh Bersejarah

Ada dua komplek makam yang saya kunjungi di Pulau Penyengat yaitu Komplek Makam Raja Jafar dan Raja Ali serta Komplek Makam Raja Hamidah (Engku Puteri) Permaisuri Sultan Mahmud Shah III Riau_Lingga (1760-1812), Raja Ahmad (Penasihat Kerajaan), Raja Ali Haji (Pujangga Kerajaan), dan Raja Abdullah Yom Riau_Lingga IX dan Raja Aisyah (Permaisuri). Dari komplek makam Raja Hamidah, saya belajar bahwa penyebutan bagi permaisuri di sini adalah ‘Raja’. Jadi tak selamanya raja itu adalah lelaki.

https://photos.app.goo.gl/hu1qtjwrNibz8TgA7

https://photos.app.goo.gl/PN2aAgeM4fv2wjBe7

Dalam Komplek Makam Raja Hamidah dan Raja Ali Haji, terdapat sebuah bangunan unik yang menyerupai masjid. Di dalam bangunan ini, kita dapat melihat deretan tulisan gurindam yang berjumlah 12 buah yang disusun oleh Raja Ali Haji. Komplek Makam juga dikelilingi pagar tembok berwarna kuning dengan corak hijau.

Di area lain dari Pulau Penyengat juga terdapat Komplek Makam Raja Jafar (Yang Dipertuan Muda Riau VI) dan Raja Ali (Yang Dipertuan Muda VIII). Raja Jafar adalah Raja yang memindahkan pusat kerajaan Kepulauan Riau ke Pulau Penyengat. Raja Jafar terkenal sebagai raja yang juga pengusaha sukses di bidang pertambangan timah. Sementara itu, Raja Ali merupakan putra kandung Raja Jafar yang taat beribadah.

https://photos.app.goo.gl/qKooh4kJtRPvuCqn7

Balai Adat Melayu

Di sisi lain pulau, terdapat sebuah rumah adat khas Melayu yang berada di komplek Balai Adat Melayu. Layaknya rumah adat khas Melayu, rumah berwarna kecoklatan ini berbentuk panggung yang terbuat dari kayu. Sampai saat ini, Balai Adat difungsikan untuk perjamuan bagi tamu atau orang penting.

Di bagian bawah rumah panggung, terdapat sebuah sumur air tawar. Berada di tengah laut, Pulau Penyengat memiliki sumur air tawar yang membuatnya menjadi pulau persinggahan untuk para pelaut mengambil air tawar.

https://photos.app.goo.gl/ZdJ9faBSrVmaDEhJA

https://photos.app.goo.gl/A2KouKLZLYumm1J78

Jika penasaran dengan tata ruang dan benda perlengkapan adat khas Melayu, masuklah ke dalam rumah panggung. Ada pula model pelaminan khas Melayu.

***

Pulau Penyengat yang memiliki banyak bangunan bersejarah ini menjadi salah satu destinasi unggulan dari Kepulauan Riau, khususnya bagi pengunjung Pulau Bintan dan Tanjung Pinang. Cukup menyediakan waktu sekitar 1 jam untuk berkeliling, kita dapat belajar sejarah di sini. Pengendara bentornya pun cakap bercerita tentang sejarah ini.

Semoga artikel ini bisa menjadi referensi liburan ya 🙂

 

 

[FMB 9] Diskusi Bersama Menkominfo : Progres & Kesiapan Asian Games 2018

Eh, udah pada tahu belum sih kalau Indonesia bakal ngadain gelaran besar tahun ini?

Pada tahun 2018 ini, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara event Asian Games ke-18. Event olah raga terbesar se-Asia tersebut akan dipusatkan di dua kota yaitu Jakarta dan Palembang. Asian Games 2018 akan dilaksanakan mulai tanggal 18 Agustus 2018 dengan opening ceremony yang dilakukan di Jakarta.

Tak terasa, sudah mendekati penyelanggaraannya. Sampai tanggal 7 Juli 2018, sisa waktu persiapan tinggal 42 hari lagi. Sebagai warga Palembang, saya cukup deg-degan dengan progress dan kesiapan Palembang sebagai salah satu tuan rumah. Palembang sudah memiliki komplek olah raga khusus yaitu Jakabaring Sport City (JSC). Tambahan lainnya adalah pembangunan Light Rail Transit (LRT) dari Bandara Soekarno Hatta menuju JSC untuk memudahkan mobilitas atlet saat datang ke Palembang menuju tempat menginap sekaligus bertanding. Namun tetap saja, saya masih belum tahu pasti bagaimana Pemerintah Daerah Palembang dan Sumatera Selatan untuk melaksanakan Asian Games 2018.

Lalu bagaimana kesiapan Jakarta yang juga menjadi tuan rumah? Bagaimana progress dan kesiapan secara keseluruhan untuk pelaksanaan Asian Games 2018 ini?

Sabtu, 7 Juli 2018 ini saya berkesempatan untuk mengikuti Forum Merdeka Barat (FMB) 9. Forum rutin yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk membahas isu strategis kali ini mampir di kota Palembang dengan topik “Progres dan Kesiapan Asian Games 2018”. Bertempat di Wisma Atlet Jakabaring Sport City Palembang, Bapak Rudiantara selaku Menteri Kominfo RI hadir sebagai narasumber bersama Bapak Alex Noerdin (Gubernur Sumatera Selatan), Bapak Bambang Prihartono (Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek), dan Bapak Panji Choesin (Direktur IT INASGOC).

https://photos.app.goo.gl/f6m56mSyuMLuKjMXA

https://photos.app.goo.gl/UPyLUWDM5g8M53BM7

Pemaparan pertama dilakukan oleh Bapak Alex Noerdin. Beliau mengungkapkan adanya perbedaan utama dalam penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang adalah kemudahan mobilitas untuk para atlet mengingat para atlet akan berkumpul di Wisma Atlet JSC. Saya sempat melihat isi Wisma Atlet dan rasanya cukup nyaman mirip hotel bintang 2 atau 3. Belum lagi adanya fasilitas lain seperti drugstore, cafeteria, dan tentunya main dining hall. Dengan adanya JSC yang menyediakan fasilitas menginap sekaligus venue bertanding bagi para atlet, atlet tidak akan lelah dalam perjalanan venue karena cukup membutuhkan waktu 1-10 menit dengan berjalan kaki. Kalaupun peralatan olah raga yang dibawa cukup banyak, disediakan pula golf car untuk transportasi di dalam Komplek JSC.

Selain Komplek JSC, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan juga mengejar pembangunan LRT dan jalan tol yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 15 Juli 2018 mendatang. Sementara itu, pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah telah diselesaikan beberapa waktu lalu. Tentunya, dengan adanya sarana dan prasarana ini, Sumatera Selatan (Palembang khususnya) telah siap menjadi tuan rumah. Apalagi, dengan pengalaman beberapa event olah raga lain yang pernah dilaksanakan di Palembang (seperti PON 2004, SEA GAMES 2011, Islamic Solidarity Games, dll), masyarakat pun siap menyambut dan mendukung pelaksanaan Asian Games 2018 di Palembang.

Bapak Rudiantara menjelaskan tentang kesiapan fasilitas, khususnya terkait teknologi informasi selama Asian Games 2018. Tentunya fasilitas tak hanya saat pertandingan, tetapi juga saat pembukaan dan penutupan event tersebut harus menjadi perhatian. Para operator telekomunikasi dan internet telah menyiapkan jaringan dalam mendukung event ini, apalagi beberapa venue juga terletak tak di pusat kota, seperti venue MTB di Subang, Jawa Barat. Wi-Fi gratis tanpa register akan diberikan saat opening ceremony sehingga public dapat menggunakan secara cepat. Selain itu, di Jakarta akan ada pula uji coba jaringan 5G dan mobil tanpa awak (pengendara). Menjelang penyelenggaraan Asian Games pada bulan depan, finalisasi terhadap fasilitas sedang dilakukan.

https://photos.app.goo.gl/hER6tfU4N6fZ7pTM9

Ajakan untuk mendukung pelaksanaan Asian Games serta atlet-atlet Indonesia yang bertanding juga diserukan oleh Menkominfo. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pembuatan aplikasi Duta Suporter. Mas Enda Nasution dari Suvarna.ID selaku partner Kemkominfo yang juga pembuat aplikasi menjelaskan secara rinci tentang aplikasi Duta Suporter Indonesia sekaligus soft launching aplikasi ini. Aplikasi Duta Suporter Indonesia kini bisa diunduh langsung di PlayStore dan kita bisa segera registrasi. Nantinya, akan ada kuis-kuis setiap hari dan berita terkait Asian Games. Sementara itu, aplikasi ini juga akan menjaring 68 orang yang aktif dan berminat menjadi duta supporter Indonesia dari 34 provinsi. Para duta tersebut berkesempatan menyaksikan opening dan closing ceremony Asian Games 2018 dengan gratis.

Jika Palembang memiliki komplek olah raga, Jakarta sebagai tuan rumah memiliki venue yang cukup beragam dan tidak berada dalam satu lokasi dengan tempat atlet menginap. Hal tersebut tentu menjadi momok tersendiri mengingat kita tentu tahu bagaimana macetnya Jakarta. Sementara itu, standar waktu mobilitas atlet dari tempat menginap ke venue maupun sebaliknya tidak boleh melebihi 30 menit. Bapak Bambang Prihartono hadir sebagai pembicara terkait kebijakan manajemen lalu lintas yang akan diterapkan di Jakarta selama Asian Games 2018.

https://photos.app.goo.gl/ndsBKBHMZpafEtg26

Kemenhub merilis adanya tiga paket kebijakan lalu lintas selama Asian Games 2018, khususnya di Jakarta dan sekitarnya. Ketiga paket kebijakan tersebut adalah manajemen rekayasa lalu lintas salah satunya melalui aturan ganjil genap di beberapa ruas utama jalan (tak hanya jalan tol), penyediaan angkutan umum untuk masyarakat dan suporter, serta pengaturan angkutan barang. Diharapkan, adanya event ini menjadi momentum untuk memperbaiki lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya. Oh iya, infonya angkutan umum akan digratiskan, semoga ini tak berlaku di Jakarta saja tapi di Palembang juga, syukur-syukur kalau LRT gratis dulu hehehe.

Sebagai penutup pemaparan, Bapak Panji Choesin selaku Direktur IT INASGOC menjelaskan tentang kesiapan infrastruktur TI yang dibangun untuk mendukung Asian Games 2018. Dengan infrastruktur yang canggih, Bapak Panji yakin persiapan dan pelaksanaan event Asian Games 2018 dapat berjalan lancar dan atlet maupun media akan nyaman. Sebuah ajakan dari Bapak Panji adalah untuk mendukung pelaksanaan event ini tanpa batas, apalagi event besar ini tentu menjadikan Indonesia sebagai perhatian dunia.

Dengan mengikuti acara ini, saya menjadi lebih yakin akan kesiapan pemerintah dalam menyambut pelaksanaan Asian Games 2018. Tentunya, doa terbaik untuk para atlet Indonesia dan kita bisa menjadi juara di semua cabang olah raga yang dipertandingkan serta pelaksanaan event ini bisa berjalan lancar.

Kegiatan Forum Merdeka Barat (FMB) 9 lainnya juga dapat dilihat melalui

website : www.fmb9.id

twitter : FMB9ID

instagram : FMB9.ID

facebook : FMB9.ID

youtube :  FMB9IDhttps://photos.app.goo.gl/8oWRUyou19sqo76Z9

Kulari ke Bioskop Bersama Anak Demi Kulari ke Pantai

Sejak trailer film garapan Mira Lesmana & Riri Riza muncul di Youtube dan beberapa akun Instagram yang saya follow ikut meramaikan promosi film ini, saya sudah kepincut banget dan niat sepenuh hati kalau saya wajib nonton. HARUS! KUDU! Engga boleh engga.

Alasan utamanya adalah ini film Indonesia dengan tema keluarga. Sudah lama banget rasanya ga nonton film Indonesia untuk anak atau keluarga. Beberapa film anak Indonesia yang muncul rasanya kurang mendapat perhatian dan berakhir saat saya mau nonton filmnya udah gak tayang lagi. Syukurnya, film ini tayang sejak Kamis, 28 Juni 2018 sehingga saat akhir pekan masih tayang dan sempat nonton.


Bagi saya yang ‘ngaku-ngaku’ suka liburan apalagi di alam wa bil khusus pantai dan laut, tentu judulnya sudah sangat menarik ada pantai-pantainya. Kebayang suara deburan ombak, pasir putih yang rasanya pengen ditidurin, hembusan angin laut, panasnya matahari, ah….rindu.

Belum lagi cerita perjalanan anak dan ibu yang pastinya untuk seorang ibu dengan anak perempuan saya juga kepingin untuk melakukannya. Beberapa tempat wisata yang ada dalam teaser membuat saya terkenang pada road trip Jawa Timur yang pernah saya lakukan bersama teman, kakak ipar, dan dua keponakannya.

https://photos.app.goo.gl/YpcFsBTaTn5NWzzQ6

https://photos.app.goo.gl/1RTqZL2V3xVFNkCS9

Sayangnya, di Palembang sendiri tak banyak bioskop yang menayangkan film ini. Dari 4 XXI, 1 Cinemaxx, dan 2 CGV, ternyata hanya 1 CGV (Transmart PCC) dan 1 XXI (Palembang Square) saja yang menayangkan film ini. Saya pun memilih menonton di CGV Transmart karena belum pernah menonton di sana dan biasanya CGV menyediakan booster pillow untuk anak sehingga lebih tinggi dan nyaman saat menonton.

Baca juga : Bawa Anak Kecil Nonton Bioskop, Kenapa Engga ?

Saat memesan tiket, rasanya setengah bioskop pun tak terisi. Mungkin karena saya mengambil jadwal 13.05, jadwal tidur anak-anak? Eh tapi banyak keluarga lain yang lebih memilih main di aneka wahana permainan sih. Sampai akhir pun rasanya hanya terlihat sekitar 5-7 keluarga yang menonton film ini. Kebanyakan membawa anak-anak.

***

Kulari ke Pantai

Kulari ke Pantai menceritakan tentang Samudra Biru alias Sam (Maisha Kana), seorang anak yang tinggal di Pulau Rote dan senang surfing, ingin bertemu surfer idolanya, Kailani Johnson di G-Land (Pantai Plengkung), Banyuwangi. Karena Grandma dari Sam di Jakarta berulang tahun, perjalanan pun dimulai dari Jakarta menuju Banyuwangi. Mungkin kalau Grandma tidak berulang tahun, perjalanan akan singkat saja dari Rote ke Bali, dari Bali menyeberang ke Banyuwangi.  Sam tentu tidak sendirian dalam perjalanan ini. Ia akan melakukan road trip bersama ibunya, Uci (Marsha Timothy). Sementara, Irfan (Ibnu Jamil), ayahnya Sam, harus kembali ke Rote untuk mengurusi urusan di sana.

Layaknya bertemu saudara saat momen kumpul dengan keluarga, ada aja yang menyebalkan. Kalau orang dewasa bisa terganggu dengan tante atau siapapun dengan pertanyaan kapan lulus-kawin-punya anak-nambah anak, anak-anak bisa terganggu dengan sepupu yang menyebalkan apalagi rasanya beda banget sama kita. Itu yang Sam rasakan ketika bertemu Happy (Lil’li Latisha), sepupunya yang ‘anak kota zaman now banget’. Gak lepas dari gadget, cas-cis-cus pakai Bahasa Inggris terus, bahkan udah rebet banget sama penampilan dan wajib punya geng. Kirana (Karina Suwandi), ibu dari Happy, merasa terusik dengan kelakuan Happy yang beda banget sama Sam. Saat ia mendengar Happy mengejek Sam dengan sebutan anak kampung, langsung ia minta izin Arya (Lukman Sardi), ayah Happy, agar Happy bisa ikut perjalanan bersama Uci dan Sam.

Road Trip itu….selama ini sih seru – sumber twitter.com/MilesFilms

Tentu saja hal ini bikin bete Sam dan Happy. Sam bete karena batal punya waktu bersama ibunya, Happy pun kesal karena harus ikut dalam perjalanan yang beda banget sama kebiasaan dia. Senyebelin apapun itu, demi kelancaran rencananya nonton konser entah apa dengan gengnya, Happy pun mengajak Sam ‘damai’ selama perjalanan itu.

Perjalanan dari Jakarta menuju Banyuwangi akan membawa kita merasakan Jalan Tol Cipali yang mulai ramai terdengar namanya sejak musim Lebaran 2017 lalu. Perjalanan tak lengkap rasanya tanpa makan, maka mampirlah trio U-SA-HA di Cirebon yang terkenal dengan Empal Gentongnya, tepatnya di Warung Pak Gondrong. Lalu dilanjutkan sampai Temanggung untuk bermalam. Perjalanan ke Jawa Timur dimulai dengan mampir di Pacitan dan Bromo. Apakah mereka akan sampai di G-Land tepat waktu? Ada petualangan seru apa aja sepanjang perjalanan?

***


Perasaan senang sangat saya rasakan selama menonton film ini. Di awal, saya udah diberikan sensasi berada di pantai dengan pemandangan indah Rote. Lalu saya diajak menyusuri Tol Cipali, Cirebon, sampai ke Temanggung untuk menginap di homestay unik dari bambu. Saya langsung teringat Pasar Papringan (bambu) yang pernah muncul di timeline teman-teman dan Kick Andy.

Kenangan saya kembali dibangkitkan ketika mereka mampir sejenak di Magelang. Alun-alun Magelang dan daerah pecinan yang kadang saya datangi ketika hari Minggu keluar dari asrama saat SMA. Sayangnya, anak mulai tidur sepertinya karena lelah ada kelas main di pagi hari dan ibunya yang nonton sambil komen minta liburan 😀

Pacitan – sumber : twitter.com/milesfilms

Wajar rasanya kalau keluarga Pak SBY bangga akan Pacitan dengan alamnya yang elok. Pantai-pantai dengan ombak besar yang keren untuk surfing muncul saat trio Usaha mampir ke Pacitan untuk menginap. Saya pun jadi ingin mampir ke Pacitan suatu saat nanti.

Masa lalu road trip di Jawa Timur mulai dibangkitkan sejak rombongan ini sampai di Gunung Bromo. Alam indah Bromo pun terekspose dengan sedikit complaint penikmat alam saat melihat Bukit Teletubbies yang kini memiliki papan nama khusus dan mengurangi keindahannya.  Suara Rara Sekar yang mengalun saat matahari terbit melalui lagu ‘Berjalan Lebih Jauh’ membuat langsung bernyanyi seketika. Tak hanya lagu ini, keseluruhan OST film ini sangat menyenangkan yang khususnya Kulari ke Pantai yang dinyanyikan RAN.

Sepanjang film jujur saya ga bisa diem untuk nahan komen bisik-bisik ke anak, kayak saat lewat Paiton bilang “Tuh bagus banget tuh, apalagi kalau lewatnya malam lampunya nyala semua, keren deh”.

Beberapa penonton lain di studio tampaknya juga mengenali daerah Banyuwangi. Komen-komen lain juga terdengar, seperti “Itu kayaknya rumah sakit Blambangan deh, tempat si ini kerja.”

Sama seperti AADC 2, beberapa tempat yang belum pernah saya datangi jadi ingin didatangi dan tempat yang sudah didatangi jadi ingin diulangi. Walaupun ada iklan-iklan terselubung layaknya film Indonesia masa kini, tapi sudahlah, gak menganggu juga kok.

Senengnya kayak Sam mau surfing – sumber: twitter.com/milesfilms

Puas banget, cara berceritanya asyik, ceritanya ringan, komedinya memang tak terlalu banyak tapi ada beberapa adegan yang bikin ketawa dan rasanya pas aja semuanya. Gak sia-sia deh lari ke bioskop bareng anak demi film ini. Pokoknya nyenengin banget!


Beberapa sisipan pelajaran penting juga dapat dilihat dari film ini.

Hati-hati dengan Sugar Rush. Walaupun ada yang bilang ini mitos, tapi nyatanya mengonsumsi gula berlebih memang bisa membuat anak lebih aktif. Kadar gula dalam tubuh harus dikontrol, oleh sebab itu para orang tua jangan terlalu banyak memberi ‘yang manis-manis’ kepada anak. Serta kalau sudah berlebih, segera larutkan dengan air mineral.

Tak semua bisa dibeli dengan uang, terselip pada momen ketika Happy ingin mengambil kaca matanya yang dipakai Wahyu dengan cara membayarnya saja sementara Sam memilih memperjuangkan haknya. Juga ketika Happy berkata kepada Tante Mela kalau ia punya uang untuk beli tiket ke Jakarta. Orang tua harus lebih bijak dalam mengajarkan anak kepada uang.

Ada saatnya kita lebih baik tidak terlalu ikut campur. Saat Sam mulai ikut mencampuri urusan Happy yang sedang menelepon temannya, ternyata benar-benar membuat runyam urusan. Ya, ada kalanya kita harus mengontrol diri.

Dalam perjalanan, kadang bisa saja terjadi banyak perubahan, apalagi jalan-jalan sama anak. Maka, kita perlu menyiapkan diri akan perubahan yang terjadi. Terkadang, ada sesuatu yang bisa memberi makna lebih pada diri saat menerima hal yang tak terduga.

Sebenarnya, banyak pelajaran lainnya yang bisa dipetik dari film ini kayak jadi anak perempuan itu juga harus berani 😀 selain itu…..hmmm, tonton langsung aja deh ya.

Terakhir, saya jadi teringat pesan ibu saya, jadilah sahabat untuk anak, jangan buat anak takut dengan diri kita sebagai orang tua (khususnya ibu). Pesan ini sangat terlihat saat saya melihat keakraban Uci & Sam. Saya pun jadi punya cita-cita baru bersama anak : punya waktu bersama untuk liburan berdua kalau bisa road trip. Semoga selalu sehat dan diberikan izin 😀