Kembali Ke Masa Lalu di Kopi Kong Djie Palembang

Belitung terkenal dengan sebutan daerah 1001 Warung Kopi. Memang benar adanya, waktu main ke Pulau Belitung, banyak sekali warung-warung kopi di pinggir jalan. Namun, yang paling banyak terlihat (dan paling diingat) adalah Warung Kopi Kong Djie, karena dari tampilannya saja sudah mencolok, yaitu ada teko-teko raksasa yang dipajang.
Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Di kota asalnya sendiri, yaitu Tanjung Pandan Belitung, Warung Kopi Kong Djie (Kong Djie Coffee) menjadi favorit. Kopi Kong Djie sudah ada sejak tahun 1943 didirikan oleh Ho Kong Djie dan di Tanjung Pandannya sendiri yang paling asli ada di daerah Simpang Siburik.

Kini, Kopi Kong Djie sudah memiliki beberapa cabang baik di Belitungnya sendiri, maupun di kota lain seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, dan Palembang. Ibaratnya nih, Kopi Kong Djie bisa dibilang Starbucksnya Belitung. Sistem yang ditawarkan untuk cabang lain adalah franchise. Bahan bakunya dari Kong Djie Belitung, dan lokasi cabang itu ditempatkan orang yang telah dilatih untuk meracik kopi ciri khas Kong Djie.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Beberapa waktu lalu, aku sempat mencoba Kopi Kong Djie di Palembang. Sempat nyasar karena sok tau dan gak nge-google maps, akhirnya ketemu juga dengan Kopi Kong Djie yang berada di area Dempo Dalam. Awalnya ragu, karena daerahnya adalah daerah seperti rumah-rumah, rupanya memang tempat ngopi ini menempati rumah model lama sekaligus studi foto Josh Canon.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Dari luar area, sudah tampak konsep yang diusung adalah Vintage, dengan menggunakan meja yang tiangnya dari rangka Vespa bekas. Terdapat area dengan teko-teko raksasa khas Kopi Kong Djie untuk meracik kopi khas Belitung tersebut. Di sebelahnya, ada gerobak untuk memasak menu makanan.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Saat masuk ke dalam, suasana jaman dulu makin terasa dengan adanya pajangan barang-barang asli jaman dahulu, seperti sepeda ontel, kaleng kerupuk model lama, telepon umum, kamera analog model lama, televisi tabung, bahkan permainan seperti Nintendo. Dekorasi yang sedang nge-tren ini tentu saja menarik untuk foto-foto.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Ada dua ruangan di kafe ini, yaitu area smoking dan non smoking. Pengunjung bisa juga duduk di luar kafe. Untuk jam bukanya sendiri mulai dari pukul 07.00 sampai dengan 23.00 (di malam minggu) dan 21.00 (di hari biasa).

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

 

 

 

 

 

Menu Minuman yang ditawarkan adalah Kopi O (Kopi Hitam), Kopi Susu, Teh Susu, Coklat, Teh Manis, dan Teh Tawar. Kisaran harga untuk minuman mulai dari 4.000 – 15.000 rupiah. Sementara, makanan yang disajikan di Kopi Kong Djie Palembang ini kebanyakan cemilan, seperti telor 1/2 matang, pisang coklat keju, dan roti bakar dengan rasa coklat, keju, dan srikaya. Namun, mengingat jam operasional mulai pukul 07.00, menu Nasi Uduk dan Bubur Ayam Bandung pun ditawarkan. Selain itu, tentu saja sajian khas Palembang ditawakan seperti Model Gendum, Tekwan, Lenggang Goreng, Mie Tahu, dan Mie Celor.  Untuk menu masakan khas Belitung bagaimana? Sayangnya belum ada 😦 Sedih, padahal pengen makan Mie Atep dan Gangan khas Belitung.

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Untitled//embedr.flickr.com/assets/client-code.js

Rasa dari kopi khas Belitung yang (menurutku) memang agak ‘berat’ dan sedikit pahit, tetap terasa di Kopi O maupun Kopi Susu. Susu kental manis di Kopi Susu nya tidak terlalu banyak, sehingga rasa pahit kopi masih terasa. Secara rasa, memang tidak terlalu berbeda dengan rasa kopi Kong Djie dari Belitung yang sempat diicipi di bulan April lalu. Aku sendiri prefer untuk sajian kopi dengan es karena lebih menyegarkan. Makanannya sendiri, cukup enak untuk mengganjal perut. Oh, ya, selain memesan pisang goreng coklat keju, aku juga mencicip martabak mini yang ada di dekat kasir. Cuka yang disajikan, enak.

Walaupun tempat ini gak punya highchair biar anak anteng duduk, tapi bisa teralihkan dengan ngajak anak keliling dan mengenalkan ke barang masa lalu yang pernah dicoba. Kopi Kong Djie Palembang, bisa menjadi tempat pilihan nongkrong untuk sekedar nge-ganjel perut. Ada Wi-Fi nya juga, kalau mau sambil ngerjain sesuatu, bisa lah. Plusnya adalah harga yang ga bikin kantong jebol dan dekorasi yang asik untuk bernostalgia dan foto-foto.

Lokasi Kopi Kong Djie di Palembang ada di sini :

 

Silahkan juga cek video ini 🙂

 

 

One thought on “Kembali Ke Masa Lalu di Kopi Kong Djie Palembang

Leave a comment