[Jalan-Jalan] Mengenal Sejarah di Museum Balaputeradewa Palembang

Sesungguhnya sudah dari jaman masih belum nikah dan lagi hobi jalan-jalan-nya, pernah lihat video tentang Ekspedisi Rupiah, yang intinya sih, bagian belakang uang rupiah kita itu kan ada potret budaya atau suatu tempat atau kekhasan suatu daerah, yang bisa didatengin atau dikunjungin kalo mau. 

Nah, di uang 10.000 rupiah yang beredar sekarang ternyata ke-khas-an bagian depan dan belakangnya berasal dari Palembang, kota yang jadi tempat domisili kita sekarang. Jadilah, mumpung di sini dimampirin. Sebenernya sih udah sejak lama pengen, tapi ya itu tadi, ada aja alesan jadi belum-belum.

Uang 10.000 rupiah tampak depan dan belakang, kalo di dompet sih milihnya yang gambar Soekarno-Hatta 😆


Ceritanya sih sabtu abis nganterin nenek pulang pengen main ke mall buat ngadem, eh malah penuh banget pintu masuknya, ya udah deh pulang aja, muter-muter jalan ternyata macet di mana-mana eh si ayah inget kepengenan si ibuk pengen ke rumah limas, jadilah semakin bermacet-macet ria menuju Museum Balaputeradewa tempat adanya rumah limas itu.

Museum Balaputeradewa Palembang , ada di Jalan Srijaya I No.288, KM 5,5 Alang-Alang Lebar, Sukaramai, Palembang, atau di sini tepatnya. Patokannya sih setelah Pasar, belokan Unit PMI Palembang. 

Masuk di area parkir museum lumayan luas dan adem (masih banyak pohon-pohonnya), di halaman luar ada beberapa patung atau arca. Masuk museum bayar 5.000 rupiah. 

Saya ambil tampk depan museum dari Jalan2.com karena lupa moto

 
Waktu masuk setelah dari area lobi / tempat membayar karcis, ada kolam kecil yng di atasnya berderet beberapa arca. 


Dari area tersebut kita bisa berbelok ke kiri dan melihat ada 3 ruang galeri utama yang ada di museum itu dan taman dengan patung naga layaknya perahu bidar yang sering ada lombanya di Sungai Musi. 


Eh ternyata ada ruang kecil, yaitu Galeri Melaka, yang isinya tentang warisan dunia atu budaya dari Melaka (Malaysia). Dugaan saya sih, ada kekerabatan atau kerja sama antara Palembang dan Melaka ini, mungkin berdasar sejarah atau kontur geografis yang mirip. 


Lalu di ruang galeri utama yang pertama, terdapat galeri-galeri sejarah manusia dari zaman batu. Ada replika Gua Putri juga yang berada di Sumatera Selatan


Beranjak dari situ, kita bisa berjalan menuju Rumah Limas dengan melewati beberapa patung arca.


Dan sampailah kita pada rumah limas. Jangan lupa, foto dulu bareng uang 10.000 rupiahnya.


Hehe, sebenarnya sih inti dari ke museum ini pingin ke rumah limasnya eh ternyata museumnya juga menyimpan segudang informasi, yah, emang sih karena fokus ke rumah limas ruang galeri kita skip, gak diperhatiin banget setiap benda berharga di museum itu. Mungkin next time kalo si Ndukni udah gede makin ngerti dan kita masih di Palembang, kita bakal datengin lagi museum ini.


Catatan kami sih, jangan ke sini siang-siang terik, panas banget! Palembang biasa aja udah bikin gerah yah, hehehe apalagi siang-siang terik. Tapi sih, museumnya (di ruang galerinya) cukup adem sih. Pencahayaannya juga bagus. Cuma emang bangunannya terkesan tua dan kusam sih. Overall, tempat ini bisa jadi salah satu wisata sejarah di Palembang, dan jadi obyek foto-foto narsis sekalian ekspedisi rupiah.

Anak bayi dibawa narsis ke museum

Ini sekilas video di sana.

Leave a comment